STRATEGIC
MANAGEMENT
“Vision and Company Mission,
Long-term Objective, Corporate Culture, and
The Agency Theory”
Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM,
CMA
![]() |
Disusun oleh:
Fauzan 55117120032
Program Studi Magister
Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Unversitas Mercu Buana
Jakarta
September 2018
Visi perusahaan menggambarkan
“kemana perusahaan akan melangkah” dan memberikan alasan rasional mengapa
bisnis yang dijalankan dapat memberikan manfaat bagi perusahaan. Visi ini
biasanya dibuat oleh top management kemudian disosialisaikan kepada para
pemangku kepentingan (karyawan, pemegang saham, kreditur, dll). Visi ini juga
harus dijadikan landasan untuk setiap keputusan yang akan diambil perusahaan,
baik yang berupa jangka pendek maupun jangka panjang. Mission statements menjelaskan mengenai bisnis perusahaan saat ini
dan tujuan dari dilakukannya bisnis tersebut. Mission statements lebih merupakan penegasan mengenai jati diri
perusahaan, seperti layanan/produk yang dihasilkan perusahaan, posisi perusahaan
dibandingkan para kompetitor, serta bagaimana cara perusahaan menghasilkan
layanan/produk tersebut. Dari misi-misi yang ada inilah kemudian perusahaan
mengembangkan apa yang dinamakan strategi, strategi ini berfungsi sebagai
jembatan untuk membawa misi-misi yang ada mencapai visi dari perusahaan.
Biasanya dalam sebuah
perusahaan terdapat dua tipe target performa yang ingin dicapai: yang berkaitan
dengan keuangan (financial objectives)
dan yang berkaitan dengan kinerja strategis (strategic objectives). Financial
objectives merupakan wujud dari tujuan manajemen untuk kinerja keuangan,
sedangkan strategic objectives adalah
tujuan yang berkaitan market standing
perusahaan dan juga posisi kompetitif perusahaan. Financial objectives maupun strategic
objectives harus mencakup target kinerja jangka pendek (short-term objectives) dan juga target
kinerja jangka panjang (long-term
objectives). Target kinerja jangka pendek, biasanya dalam triwulanan atau
tahunan, memfokuskan kepada peningkatan kinerja untuk saat ini dan memenuhi
ekspektasi para pemegang saham untuk perkembangan jangka pendek. Target kinerja
jangka panjang, biasanya dua hingga lima tahun, lebih memfokuskan kepada
langkah apa yang dapat dilakukan sekarang untuk bisa membuat perusahaan berkinerja
lebih baik pada masa yang akan datang.
Corporate Culture mengacu
kepada nilai-nilai yang dijunjung bersama, sikap yang mendarah daging, nilai
inti dan kebiasaan perusahaan yang menentukan norma dalam berperilaku, praktik
kerja yang dijalankan serta cara perusahaan beroperasi. Setiap perusahaan
memiliki budayanya tersendiri, dan terkadang budaya ini dapat menentukan
keberlangsungan perusahaan. Budaya yang dimiliki perusahaan cenderung dapat
berubah dalam perjalanan perusahaan, baik menjadi lebih baik ataupun menjadi
lebih buruk. Budaya perusahaan biasanya tidak terlepas dari visi dan misi dari
perusahaan tersebut, karenanya strategi yang diterapkan oleh perusahaan
seringkali tidak berbeda jauh dengan budaya dari perusahaan tersebut.
Corporate Governance (Tata
Kelola Korporat) memiliki beberapa definisi, seperti:
·
Suatu sistem
yang berfungsi untuk mengarahkan dan mengendalikan organisasi.
·
Seperangkat
tata hubungan diantara manajemen perseroan (direksi), dewan komisaris, pemegang
saham dan para pemangku kepentingan lainnya.
·
Proses dan
struktur yang diterapkan dalam menjalankan perusahaan, dengan tujuan utama
meningkatkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang, dengan tetap
memperhatikan pemangku kepentingan lain.
·
Suatu proses
dan struktur yang digunakan oleh organ BUMN untuk meningkatkan keberhasilan
usaha dan akuntabilitas perusahaan guna mewujudkan nilai pemegang saham dalam
jangka panjang lainnya berlandaskan peraturan perundanh-undangan dan
nilai-nilai etika.
Menurut KNKG (2006) Good Corporate
Governance memiliki lima prinsip, yaitu:
·
Transparansi,
perusahaan harus menyediakan informasi yang relevan dan material dengan cara
yang mudah diakses dan dipahami oleh para pemangku kepentingan.
·
Akuntabilitas,
perusahaan harus dapat mempertahankan kinerjanya secara transparan dan wajar.
·
Responsibilitas,
perusahaan harus mematuhi peraturan perundang-undangan serta melaksanakan
tanggung jawab terhadap masyarakat dan lingkungan.
·
Independensi,
perusahaan harus dikelola secara independen sehingga masing-masing organ perusahaan
tidak saling mendominasi dan tidak dapat diintervensi oleh pihak lain.
·
Kewajaran
dan Kesetaraan, perusahaan harus senantiasa memperhatikan kepentingan pemegang
saham dan pemangku kepentingan lainnya berdasarkan asas kewajaran dan
kesetaraan.
Agency relationship dapat
diartikan sebagai hubungan antara para pemegang saham dengan manajemen, dimana
para pemegang saham berperan sebagai principal
dan manajemen merupakan agent
yang dipercaya untuk mengelola aset dari principal
tersebut. Seringkali diantara principal
dan agent terjadi conflict of interest dimana dampak dari
terjadinya hal tersebut adalah terjadinya suatu keputusan atau tindakan yang
hanya menguntungkan bagi salah satu pihak dan bahkan cenderung merugikan pihak
lainnya, masalah seperti itu disebut juga sebagai agency problem. Akibat dari terjadinya conflict of interest diantara principal
dan agent, timbulah suatu ‘biaya’
yang harus ditanggung oleh masing-masing pihak, ‘biaya’ tersebut biasa disebut
sebagai agency cost.
TOMS merupakan sebuah
perusahaan sepatu yang menjalankan bisnisnya dengan keyakinan bahwa
"cara anda berbelanja dapat mengubah dunia". Berdasarkan keyakinan tersebut, TOMS berkomitmen untuk mendonasikan
sepasang sepatu untuk anak-anak yang membutuhkan di seluruh dunia untuk setiap
pasang sepatu yang berhasil terjual. Sepintas budaya tersebut cenderung
merugikan perusahaan, karena profit yang didapatkan dari penjualan sepatu tentu
akan berkurang karena TOMS harus menutup biaya produksi dari sepatu-sepatu yang
didonasikan tersebut. Akan tetapi ternyata komitmen yang dijalankan TOMS
tersebut mampu menarik perhatian dari para konsumen karena mereka merasa dengan
membeli produk dari TOMS secara tidak langsung mereka sudah ikut membantu
orang-orang yang membutuhkan. TOMS juga berkomitmen untuk menjaga kelestarian
lingkungan, setiap sepatu yang diproduksi teribuat dari bahan organik dan hasil
daur ulang yang dapat meminimalisir jejak karbon yang dihasilkan TOMS. Selain
itu, TOMS juga menawarkan lini produk vegan, yang mengandung no animal
by-products. TOMS juga berusaha mencegah terjadinya agency problem dengan
berusaha untuk membuat setiap pegawainya memiliki kesamaan visi dan misi dengan
perusahaan, sehingga mereka tidak melakukan tindakan yang dapat merugikan
perusahaan.
Daftar
Pustaka
Ali, Hapzi. (2018). MODUL PERKULIAHAN STRATEGIC MANAGEMENT: Vision
and Company Mission, Long-term Objectives, Corporate Culture dan The Agency
Theory. Universitas Mercu Buana
Ikatan Akuntan
Indonesia. (2017). Modul CA - Etika Profesi dan Tata Kelola Korporat.
Retrieved September 13, 2018, from Ikatan Akuntan Indonesia Website:
http://iaiglobal.or.id/v03/files/modul/eptkk/#/88
Ross, S. A.,
Westerfield, R. W., & Jaffe, J. (2010). Corporate Finance 9th Edition.
McGraw-Hill.
Thompson, A. A.,
Peteraf, M. A., Gamble, J. E., & Strickland III, A. (2014). Crafting
and Executing Strategy : The Quest for Competitive Advantage.
McGraw-Hill.
TOMS. (2018). Company
Information. Retrieved September 14, 2018, from TOMS Websites:
https://www.toms.com/

No comments:
Post a Comment