STRATEGIC
MANAGEMENT
“Canvas Business Model,
Diversification and Balance Scorecard”
Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM,
CMA
![]() |
Disusun oleh:
Fauzan 55117120032
Program Studi Magister
Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Unversitas Mercu Buana
Jakarta
November 2018
Model bisnis dirancang untuk menyederhanakan suatu
kompleksitas bisnis agar dapat lebih mudah dipahami orang awam atau orang yang
tidak terlibat dalam bisnis tersebut. Model bisnis berusaha menyatukan
perbedaan konsep bisnis menjadi ‘bahasa’ umum yang diadopsi oleh semua pihak.
Business Model Canvas (BMC) merupakan bahasa yang sama untuk menggambarkan,
memvisualisasikan, menilai, dan mengubah model bisnis. BMC adalah model bisnis
yang terdiri dari 9 blok area aktivitas bisnis, yang memiliki tujuan memetakan
strategi untuk membangun bisnis yang kuat, bisa memenangkan persaingan dan
sukses dalam jangka panjang. 9 blok tersebut terdiri atas:
·
Customer Segment
Konsep model bisnis
menempatkan pelanggan pada urutan pertama karena melihat bahwa perusahaan harus
berorientasi pada pelanggan. Perusahaan harus mampu menangkap keinginan dari
pelanggan serta dapat memetakan pelanggan mana yang paling membutuhkan
perhatian dari perusahaan. Dengan tidak terbatasnya keinginan pelanggan, namun
di satu sisi perusahaan memiliki keterbatasan kemampuan, maka perusahaan harus
melakukan segmentasi pelanggan. Segmentasi pelanggan dapat dilakukan dalam
beberapa kategori seperti demografi, geografi atau psikografi.
·
Value Propositions
Biasanya pelanggan akan mendapati
kebingungan menentukan apa yang akan dikonsumsi dan bagaimana cara mendapatkan
hal tersebut, hal ini terjadi dikarenakan banyak perusahaan bersaing untuk
menawarkan produk yang sama. Banyak perusahaan hanya menawarkan fungsi tanpa
memberikan nilai lebih pada produknya. Nilai produk tidak hanya dijelaskan dari
fungsional produk atau hanya memenuhi kebutuhan utama produk tetapi juga harus
memenuhi kebutuhan konsumen secara keseluruhan. Tugas perusahaan lah untuk
menciptakan nilai tersebut.
·
Customer Relationships
Apabila pelanggan telah
menangkap nilai yang ditawarkan perusahaan, maka tugas perusahaan selanjutnya
adalah untuk mempertahankan hubungan tersebut berlangsung selama mungkin.
Semakin terikatnya konsumen terhadap suatu produk, maka semakin terjamin pula
keberlangsungan hidup produk dan perusahaan.
·
Channels
Saat perusahaan telah memiliki
nilai produk yang ditawarkan, maka tugas yang harus dilakukan adalah
menyampaikan nilai tersebut kepada konsumen. Tanpa saluran komunikasi dan
distribusi yang baik, maka nilai produk tidak akan ditangkap dengan baik oleh
konsumen.
·
Revenue Stream
Ketika pelanggan semakin
loyal, maka perusahaan harus memikirkan bagaimana model penerimaan pendapatan
yang menguntungkan bagi perusahaan serta pelanggan.
·
Key Resources
Key resources berkaitan dengan
bahan baku dan saluran pemasok yang dibutuhkan dalam proses produksi.
Ketersediaan dan kualitas bahan merupakan elemen penting dalam sebuah
perusahaan. Nilai produk juga dapat ditentukan dengan mengkomunikasikan
bagaimana bahan baku diperoleh dan bagaimana kualitas bahan baku mempengaruhi
kualitas produk.
·
Key Activities
Dalam proses penciptaan nilai
produk, setiap perusahaan memiliki proses yang berbeda dan kemungkinan proses
tersebutlah yang menjadi nilai dari produk tersebut. Oleh karenanya, perusahaan
haruslah mengidentifikasi aktivitas kunci dari perusahaan dan menjaga aktivitas
tersebut tetap terjaga konsistensi dan kerahasiannya.
·
Key Partnership
Keberadaan perusahaan akan
selalu terkait dengan stakeholder, disadari atau tidak. Baik yang berkaitan
langsung dengan proses produksi maupun tidak langsung. Semua stakeholder
tersebut harus diidentifikasi dan dikelola agar memberikan dampak positif bagi
perusahaan.
·
Cost Structure
Dalam proses penciptaan produk
tidak terlepas dari biaya yang dikeluarkan. Besarnya biaya yang dikeluarkan
akan mempengaruhi harga jual produk dan strategi yang diterapkan perusahaan.
Tujuan perusahaan adalah untuk menekan seminimal mungkin biaya dan menjual
dengan harga setinggi mungkin.
Tahapan dalam mendesian sebuah Business Model Canvas
adalah:
·
Tentukan customer segment, yang berisi mengenai siapa
saja customer dari perusahaan tersebut.
·
Tentukan value proposition, yang berisi keunikan
produk/jasa yang dijanjikan oleh perusahaan kepada para customer segment yang
ditargetkan. Perusahaan harus menargetkan customer segment dengan benar agar
mereka bersedia menerima value propositions yang ditawarkan perusahaan.
·
Tentukan channels, yang menjelaskan bagaimana
perusahaan mengkomunikasikan, mengantar, dan berinteraksi dengan pelanggannya.
·
Tentukan customer relationship, mengenai seberapa
besar kegiatan perusahaan menjaga hubungan dengan pelanggan lama dan seberapa
giat perusahaan mencari pealnggan baru dan meningkatkan penjualannya kepada
para pelanggan lama.
·
Tentukan revenue stream, menjelaskan darimana sumber
pendapatan didapatkan oleh perusahaan.
·
Tentukan key resources, menjelaskan sumber daya apa
saja yang dibutuhkan perusahaan untuk memproduksi produk.
·
Tnetukan key activities, menjelaskan aktivitas apa saja
yang diperlukan untuk menghasilkan produk atau jasa.
·
Tentukan key partnership, berisi siapa saja partner
yang melakukan kerjasama dengan perusahaan.
·
Tentukan cost structure, berisi mengenai rincian biaya
yang harus dikeluarkan perusahaan untuk memproduksi produk atau jasa tersebut.
Keuntungan menggunakan BMC:
·
Bisa
dipakai untuk semua jenis model bisnis, travelling, restoran, hotel,
perkebunan, mining dan lain sebagainya.
·
Mempercepat
mengetahui keseluruhan kekuatan dan kekuragan bisnis.
·
Proses
analisa kebutuhan dan profit dilakukan secara cepat.
·
Memetakan
bisnis untuk mengetahui kelemahan semenjak dini dan memahami kekuatan bisnis
dari sudut pandang yang benar.
·
Pemetaan
business model canvas menggambarkan secara sistematis bisnis yang kemudian
dapat digunakan untuk pengambilan keputusan pengembangan manajemen stratejis
bisnis.
Cara memanfaatkan BMC:
·
Membangun
Relasi Konsumen
Bisnis Model Canvas (BMC) penting untuk
membangun relasi dengan konsumen. Relasi dengan konsumen penting agar konsumen
kita tidak lari ke pesaing.
·
Meningkatkan
Penjualan
Ketika
strategi marketing kita satukan melalui BMC ini, diharapkan target penjualan tercapai.
Customer Segment, Channel, Customer Relationship (3 Blok di BMC) memiliki
tujuan untuk meningkatkan Penjualan
·
Menghadapi
Pesaing
Hal yang tidak kalah
penting, ketika BMC sudah dijalankan adalah kita akan membangun bisnis yang
kokoh untuk menghadapi pesaing.
·
Memastikan Bisnis
Berjalan
Seringkali kita bingung
memulai dan menjalankan bisnis, di BMC ini kita memasukkan siapa-siapa saja
yang nantinya akan mendukung bisnis kita berjalan. BMC ini penting untuk
memetakan apa saja yang dibutuhkan agar bisnis kita tetap berjalan.
·
Mempunyai Sistem
Bisnis
BMC ini adalah cara yangg efektif untuk
membuat sistem bisnis, tujuannya membuat bisnis makin efektif dan bisa
menghasilkan maksimal meskipun kita tidak rutin berada di bisnis kita.
Diversifikasi merupakan
salah satu strategi yang dilakukan perusahaan untuk memperluas usaha dengan
membuka beberapa unit bisnis atau anak perusahaan baru baik dalam lini bisnis
yang sama dengan yang sudah ada maupun dalam unit bisnis yang berbeda dengan
bisnis inti perusahaan.
Terdapat 3 bentuk strategi diversifikasi, yaitu:
·
Strategi Diversifikasi
Konsentris (Concentric Diversification Strategy)
Dijalankan dengan menambah produk baru
yang masih terkait dengan produk yang ada saat ini baik keterkaitan dalam
kesamaan teknologi, pemanfaatan fasilitas bersama, ataupun jaringan pemasaran
yang sama. Pedoman keberhasilan strategi diversifikasi konsentris adalah :
§ Bersaing dalam industri yang tidak atau rendah pertumbuhannya.
§ Adanya produk baru yang terkait dengan produk yang ada saat ini
dapat menaikkan penjualan produk yang ada.
§ Produk baru ditawarkan pada harga yang kompetitif.
§ Produk yang ada saat ini berada pada tahap penurunan dalam daur
hidup produk Memiliki tim manajemen yang kuat.
·
Strategi
Diversifikasi Horizontal (Horizontal Diversification Strategy)
Strategi diversifikasi horizontal
adalah strategi menambah atau menciptakan produk baru yang tidak terkait dengan
produk saat ini kepada pelanggan saat ini. Dasarnya adalah, bahwa perusahaan
sudah sangat familiar dengan pelanggannya saat ini dan pelanggan saat ini
sangat loyal dengan merk/brand perusahaan. Pedoman yang akan menjamin
keberhasilan strategi diversifikasi horizontal adalah :
§ Tambahan produk baru akan
meningkatkan revenue secara signifikan.
§ Tingkat kompetisi yang tajam dalam
industri yang tidak tumbuh, margin dan return rendah.
§ Saluran distribusi yang ada saat
ini dapat dimanfaatkan.
·
Strategi
Diversifikasi Konglomerasi (Conglomerate Diversification Strategy)
Penambahan produk baru dan
dipasarkan pada pasar baru yang tak terkait dengan yang ada saat ini. Ide dasar
strategi ini terutama pertimbangan profit. Untuk menjamin strategi
diversifikasi konglomerasi efektif, ada beberapa pedoman yang perlu diikuti,
yakni:
§ Terjadi penurunan penjualan dan
profit.
§ Kemampuan manajerial dan modal
untuk berkompetisi dalam industri baru.
§ Tercipta sinergi financial antara
perusahaan yang diakuisisi dengan yang mengakuisisi pasar bagi produk saat ini
sudah jenuh.
§ Ada peluang untuk membeli atau
memperoleh bisnis baru yang tak terkait yang memiliki peluang investasi yang
menarik.
§ Jika ada tindakan antitrust atas
bisnis yang terkonsentrasi pada bisnis tunggal.
Diversifikasi Produk adalah upaya yang dilakukan
pengusaha/produsen/perusahaan untuk mengusahakan atau memasarkan beberapa
produk yang sejenis dengan produk yang sudah dipasarkan sebelumnya.
Ada beberapa alasan
sebuah perusahan melakukan diversifikasi terhadap produknya yang pada umumnya
menyangkut dua hal terpenting, yaitu meningkatkan keunungan dan pembagian
resiko. Kemudian, Harberg dan Rieple menyatakan diversifikasi dilaksanakan
dengan beberapa tujuan, yakni:
§
Pertumbuhan dan nilai tambah.
Tujuan
ini dapat terpenuhi ketika investasi yang dilakukan perusahaan memberikan
keuntunga bagi perusahaan, misalnya mengakuisisi perusahaan yang memiliki
sumber daya strategis seperti pemasok yang memproduksi bahan baku utama
perusahaan atau merupaka distributor yang telah memiliki saluran distribusi
yang luas. Diversifikasi usaha seperti ini akan memberikan nilai tambah secara
tidak langsung dari perusahaan yang diakuisisi tersebut
§
Meratakan resiko.
Tujuan
ini dimaksudkan bahwa dengan berinvestasi pada beberapa usaha maka resiko yang
dimiliki satu usaha tidak berpengaruh secara total terhadap perusahaan karena
dapat diimbangi oleh return dari usaha lainnya
·
Mencegah monopoli pesaing.
Penguasaan
pada usaha yang memiliki sumber daya strategis selain dapat memberikan nilai
tambah juga mencegah penguasaan oleh pesaing
·
Mencapai sinergi.
Kombinasi
antara segmen usaha diharapkan memiliki kemampuan untuk mencapai sesuatu, yang
tidak mungkin dicapai bila usaha tersebut bekerja sendiri-sendiri
·
Mengendalikan pemasok dan distributor.
Ini bertujuan memudahkan perusahaan
dalam mengendalikan harga dan mutu agar dapat bersaing
·
Pemenuhan ambisi dari personel manajer.
Hal ini berkaitan dengan
penghargaan yang akan diterima oleh manajer tersebut. Saat perusahaan melakukan
diversifikasi usaha, maka ruang lingkup tugas manajer juga biasanya semakin
besar.
Sejak awal,
pemahaman mengenai pengukuran kinerja pada suatu organisasi merupakan hal yang
sangat penting dan vital. Dengan hasil pengukuran kinerja yang baik maka akan
menciptakan sebuah informasi mengenai keberadaan bisnis tersebut serta
bagaimana hal tersebut dilakukan dan dimana itu terjadi. Singkatnya pengukuran
kinerja merupakan kartu laporan bagi sebuah perusahaan. Untuk mengukur kinerja
tersebut, salah satu alat pengukuran kinerja yang baik adalah Balanced
Scorecard.
Balanced
Scorecard atau BSC merupakan suatu sistem manajemen strategi (Strategic Based
Responsibility Accounting System) yang menjelaskan mengenai misi serta strategi
dari suatu perusahaan ke dalam tujuan operasional dan tolok ukur kinerja
perusahaan tersebut. Scorecard sendiri memiliki makna kartu skor. Maksudnya
yaitu kartu skor yang akan di gunakan dalam merencanakan skor yang di wujudkan
pada masa yang akan datang. Sedangkan balanced memiliki makna berimbang, yang
artinya dalam mengukur kinerja seseorang atau suatu organisasi harus di ukur
secara seimbang dari dua sudut pandang seperti keuangan dan non keuangan,
jangka panjang dan jangka pendek, intern dan ekstern. Balanced Scorecard
merupakan suatu mekanisme pada sistem manajemen yang mampu menerjemahkan visi
serta strategi organisasi ke dalam suatu tindakan yang nyata di lapangan.
Sehingga balanced scorecard menjadi salah satu alat manajemen yang terbukti
membantu banyak perusahaan dalam mengimplementasikan strategi bisnisnya.
Adapun
beberapa perspektif yang ada pada balanced scorecard, yaitu:
·
Perspektif
Keuangan
Balanced Scorecard menggunakan
tolak ukur kinerja keuangan seperti ROI dan laba bersih, sebab secara umum
tolak ukur tersebut tentu digunakan oleh setiap perusahaan dalam mengetahui
laba bersih. Balanced Scorecard merupakan suatu metode pengukuran kinerja yang
di dalamnya terdapat keseimbangan antara keuangan serta non keuangan guna
mengarahkan kinerja perusahaan menuju kesuksesan. BSC dapat mendefinisikan
lebih lanjut mengenai pencapaian misi yang berperan dalam mewujudkan
pertambahan kekayaan bagi suatu perusahaan. Di dalam Balanced Scorecard,
pengukuran finansial memiliki dua peranan penting yaitu semua perspektif
bergantung pada pengukuran finansial yang menunjukan implementasi dari suatu
strategi yang telah di rencakan, dan yang kedua adalah memberi dorongan kepada
3 perspektif yang lainnya mengenai target yang harus di capai oleh perusahaan.
Di dalam Balanced
Scorecard, pengukuran finansial mempunyai dua peranan penting, di mana yang
pertama adalah semua perspektif tergantung pada pengukuran finansial yang
menunjukkan implementasi dari strategi yang sudah direncanakan dan yang kedua
adalah akan memberi dorongan kepada 3 perspektif yang lainnya tentang target
yang harus dicapai dalam mencapai tujuan organisasi.
·
Perspektif
Pelanggan.
Di dalam perspektif pelanggan,
suatu perusahaan butuh menentukan terlebih dahulu segmen pasar serta pelanggan
yang akan menjadi target organisasi. Kemudian manajer wajib menentukan alat
ukur terbaik dalam mengukur kinerja di setiap unit operasi dalam upaya mencapai target finansialnya.
Lalu apabila suatu unit usaha ingin mencapai kinerja keuangan yang terbaik
dalam jangka panjang maka mereka wajib menciptakan serta menyajikan produk
aupun jasa yang bernilai lebih baik kepada pelanggan mereka. Suatu produk di
katakana baik apabila memiliki manfaat yang tinggi. Terdapat dua kelompok dalam
pengukuran perspektif pelanggan yaitu kelompok pengukuran inti icore
measurement group dan kelompok pengukuran nilai pelanggan (customer value
proposition) yang di dalamnya berkaitan dengan atribut produk atau jasa,
hubungan dengan pelanggan serta citra dan reputasi. Dalam perspektif pelanggan,
perusahaan perlu terlebih dahulu menentukan segmen pasar dan pelanggan yang menjadi
target bagi organisasi atau badan usaha. Selanjutnya, manajer harus menentukan
alat ukur yang terbaik untuk mengukur kinerja dari tiap unit opetasi dalam
upaya mencapai target finansialnya. Selanjutnya apabila suatu unit bisnis ingin
mencapai kinerja keuangan yang superior dalam jangka panjang, mereka harus
menciptakan dan menyajikan suatu produk baru/jasa yang bernilai lebih baik
kepada pelanggan mereka. Produk dikatakan bernilai apabila manfaat yang
diterima produk lebih tinggi daripada biaya perolehan (bila kinerja produk
semakin mendekati atau bahkan melebihi dari apa yang diharapkan dan
dipersepsikan pelanggan). Perusahaan terbatas untuk memuaskan potential
customer sehingga perlu melakukan segmentasi pasar untuk melayani dengan cara
terbaik berdasarkan kemampuan dan sumber daya yang ada
·
Perspektif
Proses Bisnis Internal
Perspektif ini menampilkan proses
kritis yang memungkinkan suatu unit usaha dalam memberi value proposition yang
bisa menarik serta mempertahankan pelanggannya pada segmen pasar yang
diinginkan dan memuaskan harapan para pemegang saham melalui flnancial retums.
Secara umum terdapat tiga pedoman dasarnya yaitu, Proses inovasi, Proses
operasi, Pelayanan purna jual.
·
Perspektif
Pembelajaran dan Pertumbuhan
Perspektif ini menyediakan infrastruktur
guna tercapainya tiga perspektif sebelumnya serta menghasilkan pertumbuhan juga
perbaikan jangka panjang. Terdapat tiga prinsip kapabilitas yang berhubungan
dengan kondisi internal perusahaan yaitu, Kapabilitas pekerja: kepuasan
pekerja, retensi pekerja, produktivitas pekerja, Kapabilitas sistem informasi,
Iklim organisasi. Penting
bagi suatu badan usaha saat melakukan investasi tidak hanya pada peralatan
untuk menghasilkan produk/jasa, tetapi juga melakukan investasi pada
infrastruktur, yaitu: sumber daya manusia, sistem dan prosedur. Tolak ukur
kinerja keuangan, pelanggan, dan proses bisnis internal dapat mengungkapkan
kesenjangan yang besar antara kemampuan yang ada dari manusia, sistem, dan
prosedur. Untuk memperkecil kesenjangan itu, maka suatu badan usaha harus
melakukan investasi dalam bentuk reskilling karyawan, yaitu: meningkatkan
kemampuan sistem dan teknologi informasi, serta menata ulang prosedur yang ada.
Implementasi strategi diversifikasi pada PT PLN
Sejarah PLN
Berawal di akhir abad 19, bidang pabrik gula dan pabrik
ketenagalistrikan di Indonesia mulai ditingkatkan saat beberapa perusahaan asal
Belanda yang bergerak di bidang pabrik gula dan pebrik teh mendirikan
pembangkit tenaga lisrik untuk keperluan sendiri
Antara tahun 1942-1945 terjadi peralihan pengelolaan
perusahaan-perusahaan Belanda tersebt oleh Jepang, setelah Belanda menyerah
kepada pasukan tentara Jepang di awal Perang Dunia II
Proses peralihan kekuasaan kembali terjadi di akhir Perang
Dunia II pada Agustus 1945, saat Jepang menyerah kepada Sekutu. Kesempatan ini
dimanfaatkan oleh para pemuda dan buruh listrik melalui delagasi Buruh/Pegawai
Listrik dan Gas yang bersama-sama dengan Pemimpin KNI Pusat berinisiatif
menghadap Presiden Soekarno untuk menyerahkan perusahaan-perusahaan tersebut
kepada Pemerintah Republik Indinesia. Pada 27 Oktober 1945, Presiden Soekarno
membentuk Jawatan Listrik dan Gas di bawah Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga
dengan kapasitas pembangkit tenaga listrik sebesar 157,5 MW.
Pada tanggal 1 januari 1961, Jawatan Listrik dan Gas diubah
menjadi BPU-PLN (Bada Pemimpin Umum Perusahaan Listrik Negara) yang bergerak di
bidang listrik, gas dan kokas yang dibubarkan pada tanggal 1 Januari 1965. Pada
saat yang sama, 2 (dua) perusahaan negara yaitu Perusahaan Listrik Negara (PLN)
sebagai pengelola tenaga listrik milik negara dan Perusahaan Gas Negara (PGN)
sebagai pengelola gas diresmikan.
Pada tahun 1972, sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 17,
status Perusahaan Listrik Negara (PLN) ditetapkan sebagai Perusahaan Umum
Listrik Negara dan sebagai Pemegang Kuasa Usaha Ketenagalistrikan (PKUK) dengan
tugas menyediakan tenaga listrik bagi kepentingan umum.
Seiring dengan kebijakan Pemerintah yang memberikan
kesempatan kepada sektor swasta untuk bergerak dalam bisnis penyediaan listrik,
maka sejak tahun 1994 status PLN beralih dari Perusahaan Umum menjadi
Perusahaan Perseroan (Persero) dan juga sebagai PKUK dalam menyediakan listrik
bagi kepentingan umum hingga sekarang
Maksud dan
Tujuan Perseroan
Untuk menyelenggarakan usaha penyediaan tenaga listrik bagi
kepentingan umum dalam jumlah dan mutu yang memadai serta memupuk keuntungan
dan melaksanakan penugasan Pemerintah di bidang ketenagalistrikan dalam rangka
menunjang pembangunan dengan menerapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas
Visi
Diakui sebagai Perusahaan Kelas Dunia yang Bertumbuh kembang,
Unggul dan terpercaya dengan bertumpu pada Potensi Insani.
Misi
·
Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang
lain yang terkait, berorientasi pada kepuasan pelanggan, anggota perusahaan dan
pemegang saham.
·
Menjadikan tenaga listrik sebagai media
untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat.
·
Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi
pendorong kegiatan ekonomi.
·
Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan
lingkungan.
Moto
Listrik untuk Kehidupan yang Lebih Baik
Anak Perusahaan
Dalam rangka mendukung kinerja dan pelayanan perusahaan, PLN
memiliki 11 anak perusahaan yang bergerak pada beberapa bidang berbeda, yaitu:
·
PT Indonesia Power (IP). Bergerak
dalam bidang pembangkitan tenaga listrik dan usaha lain yang terkait. Berdiri
tanggal 3 Oktober 1995 dengan nama PT PJB I dan pada tanggal 1 September 2000
berubah menjadi PT Indonesia Power. memiliki anak perusahaan yaitu PT Cogindo
Daya Bersama yang bergerak di bidang usaha cogeneration, distribute generation
dan jasa operation & maintenance, PT Artha Daya Coalindo yang bergerak di
bidang usaha trading dan jasa transportasi batubara dan PT Indo Pusaka Berau
dengan kegiatan usaha penyediaan listrik dari produksi PLTU Lati di Berau,
Kaltim
·
PT Pembangkitan Jawa Bali (PT
PJB). Bergerak dalam bidang pembangkitan tenaga listrik dan usaha lain
yang terkait. Berdiri tanggal 3 Oktober 1995 dengan nama PT PJB II dan pada
tanggal 1 September 2000 berubah menjadi PT PJB. Anak perusahaan PT PJB yang
bergerak di bidang operasi dan pemeliharaan, yaitu PT Pembangkitan Jawa Bali
Services yang berdomisili di Surabaya
·
PT Pelayanan Listrik Nasional Batam (PT
PLN Batam). Berdiri tanggal 3 Oktober 2000 dan bergerak dalam usaha
penyediaan tenaga listrik bagi kepentingan umum di wilayah Pulau Batam.
·
PT Indonesia Comnets Plus (PT ICON+).
Berdiri tanggal 3 Oktober 2000 dan bergerak dalam bidang usaha telekomunikasi
·
PT PLN Tarakan. Didirikan tanggal 15
Desember 2003 dan bergerak dalam usaha penyediaan tenaga listrik bagi
kepentingan umum di wilayah Pulau Tarakan, Kalimantan Timur
·
PT PLN Batubara. Didirikan tanggal 3
September 2008 dan bergerak di bidang usaha tambang batubara sebagai bahan
utama dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)
·
PT PLN Geothermal. PT PLN Geothermal
adalah anak perusahaan PLN yang bidang usahanya terfokus kepada usaha
penyediaan tenaga listrik terbarukan, melalui kegiatan pengembangan dan
pengoperasian pembangkit tenaga listrik panas bumi yang ekonomis bermutu tinggi
dengan keandalan yang baik
·
PT Prima Layanan Nasional Enjiniring
(PLN-E). Berdiri pada 3 Oktober 2002, PLN-E adalah anak perusahaan PLN
yang bergerak pada bidang konsultan teknik (engineering consultancy)
·
Majapahit Holding BV. Majapahit
Holding BV didirikan tanggal 3 Oktober 2006 dan merupakan suatu lembaga
keuangan yang berkedudukan di Amsterdam, Belanda
·
PT Haleyora Power. PT Haleyora Power
(HP) yang berdiri pada 18 Oktober 2011 ditugaskan PLN untuk melaksanakan
pengamanan layanan Operasi dan Pemeliharaan (Ophar) Transmisi dan Distribusi
Tenaga Listrik berdasarkan Keputusan Direksi PT PLN (Persero) Nomor
459.K/DIR/2012 tanggal 12 September 2012, yang kemudian diganti oleh Peraturan
Direksi PT PLN (Persero) Nomor 0734.K/DIR/2013
·
PT Pelayaran Bahtera
Adhiguna. Merupakan perusahaan yang bergerak di bidang ekspedisi batu
bara. Pada Mei 2011, Menteri BUMN mengeluarkan keputusan pengalihan modal saham
Republik Indonesia kepada PT Pelayaran Bahtera Adhiguna menjadi Perusahaan
Perseroan PT PLN (Persero). Pada Agustus 2011. ditandatangani pengalihan hak
atas saham tersebut
Daftar
Pustaka
Ali, Hapzi. (2018). MODUL PERKULIAHAN STRATEGIC MANAGEMENT: Canvas
Business Model, Diversification and Balance Scorecard. Universitas Mercu
Buana
Thompson, A. A.,
Peteraf, M. A., Gamble, J. E., & Strickland III, A. (2014). Crafting
and Executing Strategy : The Quest for Competitive Advantage.
McGraw-Hill.
www.pln.co.id/tentang-kami/anak-perusahaan
No comments:
Post a Comment