STRATEGIC
MANAGEMENT
“Internal Environmental
Analysis”
Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM,
CMA
![]() |
Disusun oleh:
Fauzan 55117120032
Program Studi Magister
Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Unversitas Mercu Buana
Jakarta
September 2018
Dalam
melakukan analisis mikro lingkungan internal terlebih
dahulu harus dipahami faktor-faktor apa saja kah yang menjadi elemen dalam
analisis tersebut, adapun faktor-faktor tersebut terdiri atas:
·
Suppliers/Producers (Pemasok)
·
Resellers/Marketing Intermediates
·
Customers
·
Competition
·
General Public (Masyarakat Umum)
·
Company (Perusahaan itu Sendiri)
Setelah
mengetahui mengenai elemen-elemen tersebut, kemudian perusahaan bisa
menggunakan beberapa alat bantu untuk melakukan analisis. Terdapat dua alat bantu
yang sering digunakan perusahaan untuk melakukan analisis mikro, yaitu:
·
Analisis Five Forces Model. Analisis Five Force Model
digunakan untuk mengetahui peta kekuatan persaingan, dalam Five Forces Model
terdapat 5 hal yang akan dianalisis, yakni: ancaman untuk memasuki pasar bagi
para pendatang baru, persaingan diantara para kompetitor di industri, daya
tawar pembeli, daya tawar penjual (pemasok) dan ancaman dari barang-barang
pengganti
·
Analisis SWOT. Analisis SWOT digunakan untuk menilai
internal perusahaan, berupa analisis Strength dan analisis Weakness, serta
menilai eksternal perusahaan, dalam bentuk analisis Opportunity dan analisis
Threat
Analisis
tersebut dilakukan untuk mengetahui bagaimanakah posisi perusahaan jika
dibandingkan dengan kompetitor di industri, apakah industri tersebut masih
menjanjikan untuk mendatangkan profit berkelanjutan atau tidak. Kemudian
analisis tersebut juga digunakan untuk mengetahui sumber daya serta kapabilitas
perusahaan dan menilai hal-hal apa sajakah yang dapat menimbulkan ancaman bagi
kelangsungan perusahaan.
Lingkungan
bisnis merupakan lingkungan yang berubah secara dinamis, posisi perusahaan saat
ini belum tentu sama dengan posisi perusahaan beberapa tahun lagi. Karenanya
perusahaan tidak boleh berdiam diri dan merasa puas apabila telah berhasil
memperoleh keunggulan kompetitif. Terdapat 4 hal yang harus selalu dilakukan
perusahaan untuk mengantisipasi dinamisnya lingkungan bisnis, yaitu:
1. Scanning.
Perusahaan harus bisa melakukan identifikasi terhadap tanda-tanda perubahan
dari lingkungan
2. Monitoring.
Setelah melakukan identifikasi, perusahaan kemudian melakukan analisis apakah
perubahan tersebut akan bersifat permanen ataukah hanya karena fakor-faktor
tertentu saja
3. Forecasting.
Kemudian perusahaan memebuat perkiraan mengenai seberapa cepat perubahan
tersebut akan terjadi
4. Assessing.
Langkah terakhir adalah menentukan waktu dan pentingnya dampak perubahan dan
kecenderungan lingkungan terhadap manajemen strategis perusahaan
Contoh analisis internal pada
Under Armour
Visi dan Misi
Visi dari Under
Armour ialah “to inspire you with performance solutions you never knew you needed and
can’t imagine living without”. Berdasarkan visi
tersebut, dapat
terlihat bahwa Under Armour ingin menjadi perusahaan yang dapat memberikan inspirasi bagi para pelanggan dengan
sesuatu yang inovatif dan berguna. Meskipun visi dari Under Armour tersebut
menggunakan kata-kata yang mudah dikomunikasikan, tetapi visi dari Under Armour tersebut
memiliki kelemahan berupa tidak adanya unsur-unsur arahan perusahaan di masa yang akan
datang.
Misi dari Under
Armour ialah “Under Armour makes you better”. Berdasarkan misi tersebut, dapat terlihat bahwa
Under Armour ingin memberikan experience kepada para pelanggan atas produk yang
dimilikinya sehingga pelanggan merasa produk mereka lebih baik dibandingkan produk para
kompetitornya. Misi dari Under Armour itu sendiri memiliki
kelemahan di mana mereka tidak menjawab pertanyaan dasar dari misi yaitu “who we are?”, “what we do?”,
dan “why we are here?”.
Core Value
Core Value yang
dimiliki oleh Under Armour berasal dari team value yang
memiliki delapan
poin penting yaitu:
1.
Love athletes
Make things that
make them legendary.
2.
Stand for equality
United we win.
3.
Fight on together
Adversity fuels
victory.
4.
Create fearlessly
Dare to lead.
Never follow.
5.
Always connect
Live at the center
of the consumer’s life.
6.
Stay true
Completely honest.
Perfectly imperfect.
7.
Think beyond
Better athletes in
a better world.
8.
Celebrate the wins
Take time to take
pride.
Analisis PESTEL
Analisis PESTEL
digunakan
untuk mengetahui dampak pengaruh lingkungan makro
terhadap perusahaan Under Armour, dan juga industri tekstil secara keseluruhan. Berikut adalah pengaruh lingkungan dari sudut pandang pada
masing-masing faktor:
1.
Political factors. Faktor politik dapat mempengaruhi
profitabilitas Under Armour
dalam jangka panjang di suatu negara atau pasar tertentu. Under Armour beroperasi pada berbagai macam
negara, sehingga berada pada berbagai jenis lingkungan
politik dan timbul risiko-risiko politik. Misalnya adanya pengenaan pajak, peraturan perdagangan yang
terkait dengan barang konsumsi, tunjangan wajib
karyawan, dan peraturan kerja per minggu yang berbeda pada setiap negara. Perbedaan ini perlu dipertimbangkan
oleh perusahaan ketika akan beroperasi di suatu
negara.
2.
Economic conditions. Perubahan pada sisi ekonomi
memberikan dampak yang besar
bagi Under Armour untuk memperkirakan pertumbuhan perusahaan itu sendiri. Faktor ekonomi ini juga
dapat berbeda-beda pada setiap negara. Misalnya adalah
tingkat inflasi, tingkat tabungan, tingkat bunga, dan nilai valuta asing. Selain itu biaya tenaga kerja,
keahlian tenaga kerja, dan infrastruktur industri tekstil
pada suatu negara juga mempengaruhi tingkat profitabilitas perusahaan.
3. Sociocultural
forces. Faktor sosial-budaya yang dapat berubah
dan mempengaruhi perusahaan misalnya
adalah semakin banyak dorongan agar hidup sehat.
Hal ini dicerminkan oleh banyaknya kegiatan-kegiatan olah raga yang diselenggarakan untuk umum, sebagai contoh
car free day, yoga class, muay thai, dan lainnya. Fenomena ini memberikan
dampak positif bagi Under Armour karena
diharapkan penjualan produk-produk pakaian olahraga akan semakin meningkat.
4. Technology
factors. Faktor teknologi sendiri tidak begitu
berpengaruh kepada bentuk
produk yang dihasilkan oleh Under Armour. Akan tetapi perkembangan teknologi akan lebih berpengaruh
kepada kegiatan produksi perusahaan. Hal ini terkait
dengan dampak dari struktur biaya pada industri tekstil, kegiatan logistik dengan bantuan teknologi, teknologi
baru yang digunakan oleh kompetitor. Sehingga
agar tidak tertinggal Under Armour perlu memperkirakan bagaimana teknologi akan terus berkembang ke
depannya dan terus mengikuti perkembangan teknologi
saat ini.
5. Environmental
factors. Tentunya dalam memproduksi produknya,
Under Armour memiliki pabrik yang akan
menghasilkan polusi dan limbah yang akan mempengaruhi
lingkungan sekitarnya. Sehingga faktor lingkungan yang perlu dipertimbangkan oleh Under Armour
adalah terkait dengan hukum mengenai pencemaran
lingkungan, polusi udara dan air pada industri tekstil, upaya mendaur ulang, pengelolaan limbah, dan
dukungan terhadap renewable energy. Diharapkan
dengan adanya kesadaran perusahaan akan hal-hal tersebut, perusahaan dapat membentuk image yang
baik kepada masyarakat dan pihak pemerintah.
Hal ini dapat menjaga keberlangsungan jangka panjang perusahaan.
6. Legal
conditions. Faktor legal perlu diperhatikan oleh
Under Armour, misalnya hal
yang terkait dengan hukum hak cipta atau paten, perlindungan konsumen, hukum ketenagakerjaan, hukum
kesehatan dan keselamatan kerja. Hal ini perlu diperhatikan
agar dapat meminimalisir masalah yang mungkin timbul terkait dengan pihak ketiga. Misalnya adanya
hak paten oleh perusahaan lain, tenaga kerja
yang merasa tidak diuntungkan, dan lain sebagainya.
Analisis Five Forces Model
• Threat of
Competitive Rivalry: Medium to High
Persaingan yang
terjadi pada Under Armour dalam bidang industri tekstil cukup ketat. Pesaing besar yang perlu
diperhatikan oleh Under Armour adalah Nike dan Adidas.
Pesaing terbesarnya adalah Nike yang mampu mendapatkan pangsa pasar sebesar 27% pada tahun 2013 pada
segmen pakaian olahraga. Disusul dengan Under
Armour sendiri sebesar 14,7% dan 7,4% oleh Adidas. Namun pada pasar sepatu olahraga, Under Armour masih
kalah sangat jauh oleh Nike, yaitu sebesar 60%,
sementara Under Armour sendiri hanya sebesar 2,25%. Kondisi seperti ini memberikan pilihan bagi perusahaan,
yaitu apakah akan tetap mencoba bersaing pada
segmen sepatu olah raga atau mencoba lebih fokus kepada produk-produk pakaian olahraga.
• Threat of New
Entry: Low
Bisnis industri
tekstil memiliki barrier to entry yang cukup besar, karena adanya faktor loyalitas konsumen dan modal
yang dibutuhkan cukup besar. Modal tersebut
bisa meliputi bahan baku pembuatan perlengkapan olahraga dan alat-alat untuk memproduksi barang tersebut.
Namun barrier terbesarnya adalah pada loyalitas
merek oleh konsumen. Konsumen lebih percaya kepada produk yang sudah memiliki nama dan kualitas yang
terjamin. Jika perusahaan baru ingin bersaing,
maka dibutuhkan modal yang besar untuk keperluan pemasaran dan periklanan agar dapat menarik
perhatian para konsumen-konsumen baru.
• Threat of
Substitution: High
Tekanan yang
diberikan oleh barang substitusi tinggi, karena adanya peningkatan pada permintaan barang-barang olah
raga. Peningkatan permintaan ini disebabkan oleh
meningkatnya populasi anak muda. Peningkatan populasi yang diiringi dengan kenaikan budaya agar hidup
dengan sehat memberikan banyak pilihan bagi
konsumen untuk membeli produk-produk perlengkapan olahraga. Biaya pergantian produk dengan kompetitor
cukup murah, karena memang seluruh produk
perlengkapan olahraga didesain agar nyaman dalam melakukan aktivitas olahraga. Sehingga produk-produk Under
Armour dapat secara mudah digantikan oleh
produk lain.
• Threat of
Supplier Power: Low
Kekuatan tawar
oleh supplier cukup rendah, karena Under Armour mampu memproduksi produknya di berbagai
macam negara. Pada tahun 2001, Under Armour
membeli barang dari 23 produsen utama dari 16 negara. Sehingga Under Armour memiliki basis pemasok yang sangat
beragam dan memberikan kekuatan bagi
perusahaan untuk melakukan pilihan pemasok yang mengakibatkan kecilnya kekuatan tawar oleh pemasok.
• Threat of Buyer
Power: Medium
Customer
bargaining power terhadap Under Armour cukup sedang. Hal
ini disebabkan kehadian Under Armour yang
cukup signifikan pada toko-toko retail di
Amerika seperti Sports Authority yang menyumbang 26% pendapatan Under Armour.
Analisis SWOT
Strength
• Stabilitas
Keuangan. Dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2015, Under Armour memiliki kenaikan pendapatan sebesar
30,1%, dibandingkan kompetitor mereka yaitu
Nike yang hanya memiliki kenaikan pendapatan sebesar 11,75% dan Adidas pada angka 7,1%. Meskipun dalam angka
dolar yang sebenarnya, Under Armour jauh
ketinggalan dari dua perusahaan perlengkapan olahraga raksasa ini yang dimana angka pertumbuhan pendapatan
Nike dan adidas tiga kali lipat dibandingkan
kenaikan pendapatan Under Armour.
• Memiliki
banyak ragam produk. Under Armour memiliki banyak lini produk dari berbagai macam olahraga dan
aktivitas outdoor yang berada di kondisi normal
maupun ekstrem sekalipun. Untuk di lini pakaian mereka memiliki lini HEATGEAR yang digunakan pada cuaca
panas, COLDGEAR untuk cuaca dingin,
dan ALLSEASONGEAR untuk kondisi segala cuaca di mana semuanya berfungsi untuk menjaga suhu tubuh
dan membuat pemakainya nyaman ketika melakukan
aktivitas.
Weaknesses
• Pendapatan
masih jauh dibawah kompetitor. Pendapatan Under Armour berada sangat jauh dari
kompetitor-kompetitornya saat ini. Di Amerika Serikat, Under Armour menguasai sekitar 60%
penjualan dimana Under Armour hanya menguasai
sekitar 3% saja. Untuk penjualan secara global di tahun 2015, Nike berhasil mendapatkan sebesar US$18,3
milyar dan adidas dengan US$18,8 milyar dibandingkan
dengan Under Armour yang hanya membukukan angka US$678 juta saja.
• Merk yang
belum terlalu dikenal. Merk Under Armour sebagai penghasil perlengkapan olahraga dan aktivitas outdoor
belum terlalu dikenal di sejumlah negara
di Asia. Ketika seseorang membutuhkan perlengkapan olahraga maka hal yang akan diingat adalah Nike dan Adidas yang dikarenakan kedua merk ini
sudah sangat terkenal dan lebih dahulu
masuk ke pasar. Dalam kasus Under Armour, merk
ini masih belum terlalu dikenal oleh konsumen sehingga konsumen akan meragukan kualitas barang Under
Armour. Sehingga hal ini dapat membuat Under
Armour tidak berhasil menembus pasar tersebut karena sedikitnya orang yang mengenal merk Under Armour.
Opportunities
• Perkembangan
Teknologi. Pada tahun 2013, Under Armour mengakuisisi MapMyFitness yang merupakan komunitas
kebugaran terbesar di dunia. MapMyFitness
menawarkan fitur di antaranya MapMyRun dan MapMyRide yang menggunakan teknologi GPS untuk
memberikan penggunanya merekam dan
membagikan progress mereka dalam berolahraga. Lalu Under Armour juga mengakuisisi MyFitnessPal yang
berguna bagi penggunanya untuk memantau asupan
gizinya.
• Ekspansi
Pasar. Menuju tahun 2016, produk-produk Under Armour sudah dijual antara lain di negara-negara seperti
Australia, Malaysia, Thailand, Korea Selatan, Jepang,
Cina, Singapore, sebagian besar negara di Eropa, dan sebagian negara-negara Amerika
Latin. Saat ini Under Armour sudah membuka salah satu toko mereka di Indonesia sehingga ini merupakan
salah satu langkah Under Armour untuk
memperkuat posisi mereka sebagai penjual perlengkapan olahraga dan aktivitas outdoor kelas dunia.
Benua Afrika dan negara negara Arab dapat menjadi
pasar yang dapat diincar oleh Under Armour karena saat ini mereka belum mulai menjual barang-barang mereka
ke negara-negara tersebut.
Threats
• Harga minyak
bumi berfluktuasi. Ada beberapa produk milik Under Armour yang menggunakan minyak bumi sebagai
salah satu bahan baku dalam pembuatannya.
Oleh karena itu, jika harga minyak mentah naik, maka perusahaan akan terkena dampaknya sehingga pendapatan
perusahaan dapat terganggu.
• Meningkatnya
gaji buruh. Produk-produk dari Under Armour diproduksi tenaga-tenaga outsourcing di sejumlah
negara. Hal ini akan berdampak buruk apabila
ada kebijakan daerah atau negara yang mengharuskan adanya kenaikan gaji bagi para buruh. Sehingga hal
ini akan sangat berdampak bagi produksi Under Armour
yang sangat bergantung pada tenaga outsourcing karena hanya dari mereka lah produk-produk miliki Under
Armour dihasilkan.
Daftar
Pustaka
Ali, Hapzi. (2018). MODUL PERKULIAHAN STRATEGIC MANAGEMENT:
External Micro Environment Analysis. Universitas Mercu Buana
Thompson, A. A.,
Peteraf, M. A., Gamble, J. E., & Strickland III, A. (2014). Crafting
and Executing Strategy : The Quest for Competitive Advantage.
McGraw-Hill.
No comments:
Post a Comment