STRATEGIC
MANAGEMENT
“Global Economy and Blue Ocean
Strategy”
Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM,
CMA
Disusun oleh:
Fauzan 55117120032
Program Studi Magister
Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Unversitas Mercu Buana
Jakarta
November 2018
Global Economy
Ekonomi dunia atau ekonomi global
secara umum merujuk kepada ekonomi yang didasarkan pada ekonomi nasional semua
negara di dunia. Ekonomi global dapat dipandang sebagai ekonomi masyarakat
global dan ekonomi nasional – yaitu ekonomi masyarakat setempat, sehingga
menciptakan satu ekonomi global. Ekonomi
dunia tidak dapat dipisahkan dari geografi dan ekologi Bumi, sehingga terdapat
kesalahan penyebutan istilah karena ekonomi dunia seharusnya tidak mencakup
pertimbangan sumber daya atau nilai apapun di luar Bumi, meski definisi dan
representasi "ekonomi dunia" bermacam-macam.
Membatasi pertanyaan tentang ekonomi dunia secara eksklusif
hingga aktivitas ekonomi manusia saja, dan ekonomi dunia sering diukur secara
moneter, bahkan dalam beberapa hal yang tidak memiliki pasar yang efektif untuk melakukan penilaian
atas suatu barang atau
jasa tertentu, atau beberapa hal yang memiliki sedikit penelitian independen
atau kerja sama pemerintah.
Umumnya pengertian ekonomi global dikenal
dengan sistem revolusi yang memungkinkan pengusaha mana pun menanamkan asetnya
di belahan dunia manapun.
Ekonomi global yang sekarang ini dikenal dengan globalisasi ekonomi. Ada pun
definisi singkat dari ekonomi global atau globalisasi ekonomi adalah suatu
kehidupan ekonomi secara global dan terbuka, tanpa mengenal batasan teritorial
atau kewilayahan antara negara satu sama lain. Sisi kegiatan investasi
perdagangan dan bergerak menuju liberalisasi perdagangan dan investasi dunia
secara keseluruhan. Sekarang
ini ekonomi global atau globalisasi ekonomi erat kaitannya dengan perdagangan
bebas. Perdagangan bebas tersebut sekarang ini dikenal dengan istilah free trade. Free trade atau perdagangan
bebas berusaha menciptakan kawasan perdagangan yang makin luas dan
menghilangkan hambatan-hambatan tidak lancarnya perdagangan internasional
Dalam proses aktivitasnya, terdapat beberapa perwujudan dari
ekonomi global, antara lain:
·
Globalisasi produksi
Globalisasi
produksi merupakan
suatu proses produksi yang dilakukan lintas negara yang bertujuan
agar biaya produksi jadi lebih rendah.
·
Globalisasi pembiayaan
Perusahaan
global dalam hal ini mempunyai akses untuk mendapatkan pinjaman atau melakukan
kegiatan investasi (baik dalam bentuk portofolio maupun langsung) di seluruh
belahan dunia.
·
Globalisasi tenaga kerja
Globalisasi
ini ditandai dengan hadirnya tenaga kerja asing. Perusahaan global dalam
kondisi ini akan mampu memanfaatkan tenaga kerja dari seluruh dunia sesuai
tingkatannya.
·
Globalisasi jaringan informasi
Bentuk globalisasi jaringan
informasi dapat dilihat pada masyarakat suatu negara dimana dengan mudah dan
cepat mendapatkan informasi dari berbagai negara lain dengan memanfaatkan teknologi.
·
Globalisasi
Perdagangan
Di bidang
perdangan, globalisasi terwujud dalam bentuk penyeragaman dan penurunan tarif
serta penghapusan hambatan-hambatan non tarif. Sehingga kegiatan perdagangan
dan persaingan menjadi makin ketat, cepat dan fair.
Ekonomi global memiliki
beberapa manfaat positif, diantaranya:
·
Meningkatnya
produksi global
Peningkatan
produksi global ini dapat melalui spesialisasi dan perdagangan. Juga terdapat
faktor-faktor produksi dunia yang dapat digunakan lebih efisien. Dengan
demikian output dunia kian bertambah dan masyarakat akan mendapatkan keuntungan
dalam bentuk pendapatan yang meningkat, yang pada gilirannya dapat berakipat
pada meningkatnya pembelanjaan dan tabungan.
·
Meningkatnya
kemakmuran negara
Ekonomi
global melalui sebuah kegiatan perdagangan yang lebih bebas memungkinkan
masyarakat berbagai negara lebih banyak mengimpor barang dari luar negeri. Hal
tersebut membuat konsumen mempunyai lebih banyak pilihan barang. Dan juga
konsumen dapat menikmati barang dengan harga yang lebih rendah dan lebih baik.
·
Meluasnya
pasar produk domestik.
Dengan
adanya ekonomi global Perdagangan luar negeri yang lebih bebas memungkinkan
setiap negara mendapatkan pasar jauh lebih luas dibanding pasar dalam negeri.
·
Memperoleh
lebih banyak modal
Modal yang dapat
diperoleh dari investasi asing dan terutama dinikmati negara-negara berkembang
akibat kekurangan modal dan tenaga terdidik serta tenaga ahli berpengalaman.
·
Menyediakan
dana tambahan bagi pembangunan di bidang ekonomi.
Pembangunan di
berbagai sektor lainnya bukan hanya dikembangkan perusahaan asing, namun
terutama investasi dari perusahaan swasta domestik
Sementara dampak negatifnya antara lain:
·
Menghambat
pertumbuhan di sektor industri.
Adanya
ekonomi global menyebabkan negara-negara berkembang tidak bias lagi memakai
tarif tinggi untuk memproteksi industri yang baru berkembang (infant industry). Sehingga, perdagangan
luar negeri yang cukup bebas menimbulkan hambatan bagi negara berkembang dalam
memajukan sektor industri.
·
Neraca
pembayaran menjadi buruk.
Ekonomi
global menaikkan barang-barang impor. Sebaliknya, jika suatu negara tidak mampu
bersaing, maka ekspor tidak akan berkembang. Kondisi ini dapat saja memperburuk
neraca pembayaran.
·
Sektor
keuangan semakin tidak stabil.
Arus
investasi (modal) portofolio yang semakin besar menjadi salah satu efek dari
globalisasi. Investasi dalam hal ini terutama meliputi partisipasi dana dari
luar negeri ke pasar saham.
·
Memperburuk
prospek pertumbuhan ekonomi jangka panjang.
Apabila hal-hal
yang dinyatakan di atas berlaku dalam suatu negara, maka dalam jangka pendek
pertumbuhan ekonominya menjadi tidak stabil.
Blue Ocean Strategy
Strategi samudera biru ( Blue
Ocean Strategy) adalah strategi yang menantang perusahaan untuk keluar dari
samudra merah persaingan berdarah dengan cara menciptakan ruang pasar yang
belum ada pesaingnya, sehingga kata kompetisi pun menjadi tidak relevan.
Strategi samudra biru berfokus pada menumbuhkan permintaan dan menjauh dari
kompetisi dengan menciptakan suatu nilai dan keunikan yang tidak sembarang
unik, namun juga merupakan pangsa pasar menguntungkan.
Inovasi nilai merupakan batu-pijak
dari strategi samudra biru. Inovasi nilai memberikan penekanan setara pada
nilai nilai dan inovasi. Nilai tanpa inovasi cenderung berfokus pada penciptaan
nilai dalam skala besar. Inovasi tanpa nilai cenderung bersifat mengandalkan
teknologi, pelopor pasar, atau futuristis, dan sering membidik sesuatu yang
belum siap diterima dan dikonsumsi oleh pembeli.
Inovasi nilai merupakan cara baru untuk
memikirkan dan melaksanakan strategi yang mengarah pada penciptaan samudra biru
dan ditinggalkannya kompetisi. Penciptaan samudra biru adalah soal menekan
biaya sembari meningkatkan nilai bagi pembeli. Karena nilai pembeli berasal
dari utilitas (manfaat) dan harga yang ditawarkan perusahaan kepada pembeli,
dan karena nilai bagi perusahaan itu dihasilkan dari harga dan struktur biaya,
maka inovasi nilai tercapai hanya ketika keseluruhan system kegiatan utilitas,
harga, dan biaya perusahaan terpadu dengan tepat. Inovasi nilai adalah lebih
dari sekadar inovasi. Inovasi nilai adalah soal strategi yang merangkul seluruh
sistem kegiatan perusahaan. Inovasi nilai menuntut perusahaan untuk mengarahkan
seluruh sistem pada tujuan mencapai lompatan dalam nilai bagi pembeli dan
perusahaan itu sendiri.
Kanvas strategi adalah kerangka aksi
sekaligus diagnosis untuk membangun strategi samudra biru yang baik. Ia
merangkum situasi terkini dalam ruang pasar yang sudah dikenal. Hal ini memungkinkan
anda untuk memahami di mana kompetisi saat ini sedang tercurah, memahami
faktor-faktor apa yang sedang dijadikan ajang kompetisi dalam produk, jasa, dan
pengiriman, serta memahami apa yang didapat konsumen dari penawaran kompetitif
yang ada di pasar.
Terdapat empat pertanyaan kunci untuk menantang logika dan model bisnis
sebuah industry, yaitu:
·
Faktor apa saja yang harus
dihapuskan dari faktor-faktor yang telah diterima begitu saja oleh industri?
·
Faktor apa saja yang harus
dikurangi hingga dibawah standar industri?
·
Faktor apa saja yang harus
ditingkatkan hingga di atas standar industri?
·
Faktor apa saja yang belum
pernah ditawarkan industri sehingga harus diciptakan?
Secara bersama-sama, keempat pertanyaan ini memungkinkan anda
secara sistematis mengeksplorasi cara anda merekonstruksi elemen-elemen nilai
pembeli di sepanjang industri-industri alternatif demi menawari pembeli
pengalaman yang sama sekali baru, sambil secara bersamaan tetap mempertahankan
struktur biaya anda pada level rendah.
Di
dalam suatu strategi samidra biru, perusahaan memasuki wilayah baru,
menciptakan ruang pasar dan membangkitkan permintaan melalui inovasi nilai.
Samudra biru adalah besar dan menawarkan banyak pelung menarik , kompetisi
didalam pengertian tradisional tidak memainkan peran apapun disana. Banyak
manager tidak bisa membayangkan bahwa di dalam samudra biru sana ada suatu
penawaran yang akan memukul batasan-batasan pasar mereka yang terbuka lebar.
Tiga karekteristik
harus ada untuk menerapakan dan mengkomunikasikan suatu strategi samudra biru :
·
Strategi harus difokuskan
·
Berbeda dari profil kompetisi strategis
·
Mempunyai suatu tagline yang memaksakan yang berbicara pada pasar
Strategi samudra biru memfocuskan pada keseluruhan cakupan
dari aktivitas perusahaan dari produk untuk melayani pengiriman. Riset
menunjukan bahwa menciptakan samudra biru tidak bersandar pada inovasi
teknologi. Namun bersandar pada inovasi nilai.
Implementasi Blue Ocean Strategy pada Amstirdam Coffee
1. Formulasi Blue
Ocean Strategy
a. Rekonstruksi
Batasan Pasar
a) Mencermati
Industri Alternatif
Amstirdam Coffee
memiliki pandangan bahwa produsen
teh merupakan pesaing bagi produsen kopi
karena kesamaan fungsional produk. Amstirdam
Coffee menganggap produk kopi bisa diposisikan
sebagai produk oleh-oleh karena mengangkat
citra suatu daerah. Anggapan tersebut mendasari
pemilihan toko produk oleh-oleh sebagai
tujuan pasar bagi Amstirdam Coffee. Teh
memiliki fungsional yang mirip dengan kopi
namun cenderung dikategorikan sebagai produk
substitusi karena industri alternatif memiliki
cakupan yang lebih luas. Industri alternatif
menawarkan perbedaan fungsional dan bentuk
produk namun memiliki tujuan yang sama sedangkan
produk substitusi menawarkan bentuk yang
berbeda namun fungsi produk yang sama/ Produk oleh-oleh dapat
digolongkan sebagai industri alternatif karena
memiliki tujuan yang sama dengan kopi yaitu
sebagai buah tangan khas suatu daerah. Produk
oleh-oleh digunakan oleh wisatawan sebagai
bukti pengalaman berwisata ke suatu daerah
dan wisatawan tersebut menjadikan produk oleh-oleh
sebagai bahan percakapan dengan orang lain
ketika kembali ke daerah asal Amstirdam Coffee mengharapkan pengalaman positif dari wisatawan
agar membeli produk
lagi dilain waktu.
b)
Mencermati Kelompok Strategis
Amstirdam Coffee
melakukan trial and error untuk
mendapatkan harga jual terbaik yang ditawarkan.
Harga jual merupakan faktor penting dalam
menarik minat beli konsumen. Amstirdam Coffee
menekankan konsistensi produksi supaya kualitas
produk yang dihasilkan stabil. Kelompok
strategis dalam suatu industri dapat dicermati
berdasarkan dua faktor, yaitu harga (price)
dan kualitas (performance). Harga
yang terjangkau dan kualitas
yang baik dapat memunculkan pembelian berulang.
Konsumen yang merasa puas cenderung memberikan
pengaruh positif kepada teman dan keluarga.
c)
Mencermati Rantai Pembeli
Kim dan Mauborgne
menyebutkan terdapat
tiga pihak yang terlibat dalam proses keputusan
pembelian yaitu purchasers, users, dan influencers.
Rasio perbandingan antara purchasers
dan users ialah
70 : 30 karena Amstirdam Coffee memprioritaskan
penjualan ke toko produk oleholeh (purchasers).
Amstirdam Coffee berperan sebagai
influencers kepada calon pembeli. Keputusan
tersebut membawa konsekuensi margin
keuntungan yang rendah namun volume penjualan
meningkat dan meminimalisasi risiko kerugian.
Peran influencers dilakukan oleh pihak yang
sangat mengetahui suatu produk dan dapat memberikan
saran yang berguna. Peran tersebut dijalankan
melalui edukasi kopi kepada masyarakat
sehingga memberi kesan positif bagi perusahaan.
d)
Mencermati Produk Komplementer
Amstirdam Coffee
melihat bahwa produk komplementer
pada kopi adalah produk oleh-oleh semacam
keripik. Amstirdam Coffee beranggapan jika
kopi maupun keripik cenderung saling melengkapi
secara fungsional. Pengunjung toko memerlukan
variasi produk ketika melakukan pembelian
dalam perspektif konsumen. Kopi
sejatinya memiliki produk komplementer yang
cukup populer yaitu gula dan susu. Produk komplementer
berguna untuk memberikan nilai tambah
pada pada produk utama. Produk komplementer pada kopi dapat bervariasi sesuai dengan selera
konsumen termasuk juga keripik atau produk
lain selama
memberikan nilai
tambah.
e)
Mencermati Daya Tarik Fungsional-Emosional
Daya tarik
fungsional Amstirdam Coffee yaitu kualitas
kopi murni premium dengan harga yang terjangkau.
Kualitas produk merupakan kunci pertumbuhan
bisnis yang berkelanjutan. Harga
jual berperan dalam menentukan perolehan
laba. Daya tarik emosional Amstirdam Coffee
antara lain branding kopi asli
Kabupaten Malang, desain yang
menarik, dan pembelian berulang konsumen. Amstirdam
Coffee hendak menekankan bahwa cita rasa
kopi daerah tersebut sangat baik. Desain produk
Amstirdam Coffee memiliki diferensiasi karena
bentuk kemasan berbeda dengan kemasan kopi
secara umum sehingga konsumen ingin mengetahui
produk lebih lanjut ketika produk memiliki
desain yang menarik. Sisi emosional pada pembelian
ulang terletak pada rekomendasi positif kepada
lingkaran sosial konsumen tersebut.
f)
Mencermati Waktu
Tren pada suatu
industri dapat dianalisis untuk menciptakan
blue ocean Tren yang berlaku pada
saat Amstirdam Coffee
berdiri adalah kopi instan yang digemari oleh
masyarakat. Hal tersebut menyebabkan produsen
kopi instan mendominasi pasar dalam industri
kopi. Amstirdam Coffee menyikapi tren tersebut
dengan melakukan edukasi karena pengetahuan
tentang kopi pada masyarakat masih cenderung
minim.
b. Big Picture
of Business
a)
Eliminate
Amstirdam Coffee
tidak menggunakan saluran distribusi
konvensional dan variasi produk yang berlebihan.
Saluran distribusi konvensional terdiri dari
berbagai produsen, pedagang grosir, dan pengecer. Saluran distribusi Amstirdam Coffee
cenderung berbentuk
saluran distribusi selektif yaitu strategi penyaluran
ke tempat yang dianggap paling potensial
agar jumlah konsumen tumbuh secara signifikan.
Amstirdam Coffee memberi batasan 2 produk
unggulan yaitu Blue Robusta dan Green Arabica
agar produk lebih mudah diingat oleh konsumen.
b)
Reduce
Strategi branding
dilakukan agar membentuk identitas
yang diperkenalkan kepada dunia bahwa produk
memiliki nilai yang menarik.
Strategi
yang dipilih adalah e-branding melalui
media sosial dan branding di toko produk oleh-oleh.
Pengurangan harga jual dan volume produk
dilakukan berdasarkan hasil trial and error. Harga merupakan elemen penting dalam menciptakan permintaan. Volume produk dikurangi sebagai bagian dari
pengurangan harga demi
menjaga kualitas produk.
c)
Raise
Peningkatan
kualitas dilakukan dengan cara memilih
biji kopi terbaik dan proses produksi yang terstandardisasi
agar menjaga konsistensi. Produk berkualitas
dapat mempengaruhi kepuasan konsumen
dan perusahaan itu sendiri. Peningkatan
web traffic dilakukan agar
memperkuat brand awareness Amstirdam Coffee.
Hal tersebut akan membawa konsumen
potensial bagi
perusahaan.
d)
Create
Keputusan
Amstirdam Coffee memasuki toko produk
oleh-oleh didasari oleh fakta bahwa produsen
kopi instan tidak menjadikan tempat tersebut
sebagai pasar sehingga menyimpan potensi
penjualan yang besar. Kepercayaan dari petani
sebagai pemasok biji kopi timbul berkat hubungan
baik antara perusahaan dengan kelompok
tani setempat. Manajemen hubungan pemasok
yang baik memberi motivasi dalam bekerjasama.
Citra kopi asli Kabupaten
Malang yang diangkat Amstirdam Coffee
diharapkan dapat memperkuat citra produk Amstirdam
Coffee di mata konsumen.
c. Tiga Tingkatan
Non-konsumen
a)
Soon-to-be
Non-konsumen yang
bersifat soon-to-be selalu berusaha
untuk mencari penawaran terbaik sehingga
siap mengorbankan loyalitas sebagai konsumen. Amstirdam Coffee tidak memiliki
konsumen yang bersifat
demikian. Strategi yang diandalkan adalah produk
yang bercita rasa baik dan harga yang terjangkau
serta transparansi informasi yang tertera di
situs perusahaan. Transparansi informasi dapat menguntungkan
semua pihak.
b)
Refused
Non-konsumen
tingkat ini adalah supermarket dan
konsumen kopi instan. Supermarket menolak produk
Amstirdam Coffee dengan alasan produk kopi
sudah terlalu banyak, sedangkan konsumen kopi
instan cenderung bersifat loyal terhadap produk
kopi instan. Penolakan dari supermarket membuat
Amstirdam Coffee dapat menjaga diferensiasi
dengan produk kopi lain. Konsumen kopi
instan mempertimbangkan kemudahan untuk memperoleh,
cita rasa yang enak, dan harga murah. Keadaan
tersebut bisa dimanfaatkan oleh Amstirdam
Coffee untuk memperkenalkan kopi murni
dengan cita rasa lain.
c)
Unexplored
Toko produk
oleh-oleh merupakan jenis nonkonsumen yang
mampu dieksplorasi menjadi pasar baru.
Produsen kopi secara umum tidak banyak menjual
produknya ke toko produk oleh-oleh. Perusahaan
harus memilih target pasar yang sesuai ketika
mengembangkan strategi pemasaran yang efektif
d. Rangkaian
Strategis
a)
Peta Utilitas Pembeli
Peta utilitas
pembeli pada Amstirdam Coffee berbeda
dengan peta utilitas pembeli yang ada pada industri
kopi instan. Industri kopi instan cenderung memilih
tuas utilitas simplicity dan convenience yang diterapkan pada siklus pembelian
use. Amstirdam
Coffee memilih tuas convenience dan environmental
friendliness pada siklus purchases. Peta
utilitas pembeli pada industri kopi instan didasari
perilaku konsumen yang ingin membuat kopi
secara praktis dan memiliki cita rasa yang baik.
Tuas convenience pada tahap purchase menandakan bahwa Amstirdam Coffee
ingin menunjukkan produk yang inovatif.
Faktor ramah lingkungan
dapat menjadi alat persaingan bisnis. Kemasan yang mudah didaur ulang menjadi dasar faktor ramah
lingkungan pada Amstirdam
Coffee meskipun belum ada program promosi
tentang hal tersebut.
b)
Strategi Harga
Amstirdam Coffee
menurunkan harga jual pada produk
Blue Robusta dan Green Arabica agar lebih terjangkau.
Harga Blue Robusta mengalami penurunan
dari Rp30.000,- menjadi Rp10.000,- sedangkan
Green Arabica mengalami penurunan dari
Rp45.000.- menjadi Rp15.000,-. Langkah tersebut
diikuti oleh penurunan volume Blue Robusta
dari 250 gram menjadi 100 gram serta volume
Green Arabica dari 250 gram menjadi 80 gram.
Strategi lain yang dilakukan adalah memberi diskon
bagi purchasers seperti toko produk oleh-oleh dan
sebagainya serta kebebasan pihak tersebut dalam
penetapan harga. Strategi
penurunan harga dapat memperluas jangkauan
pasar Amstirdam Coffee sehingga perlu dipertahankan.
Hal yang harus diperhatikan yaitu potensi
timbul buyer’s remorse yang merupakan perasaan
menyesal dan bersalah secara mendalam setelah
membeli produk. Perasaan
tersebut muncul ketika konsumen
mengetahui terdapat perbedaan harga jual
secara signifikan pada setiap purchasers sehingga
konsumen merasa enggan membeli ulang produk
Amstirdam Coffee.
c)
Strategi Biaya
Strategi biaya
Amstirdam Coffee yang utama adalah
efisiensi dan pembelian biji kopi ke petani diatas
harga pasar. Efisiensi dilakukan dengan menggunakan
otomatisasi produksi melalui mesin dan
peningkatan kapasitas produksi agar dapat berpengaruh
positif terhadap margin keuntungan. Pembelian
biji kopi ke petani merupakan langkah kerjasama
strategis untuk memperoleh bahan baku berkualitas.
Harga beli bahan baku yang diatas harga
pasar dilakukan untuk menjamin kualitas biji kopi
yang dipasok, yaitu Grade A. Kerjasama tersebut
berjalan secara saling menguntungkan.
d)
Pengadopsian
Beberapa pihak
yang perlu diperhatikan ketika perusahaan
mengadopsi blue ocean strategy yaitu karyawan,
mitra bisnis, dan masyarakat umum.
Amstirdam Coffee mengomunikasikan formulasi
strategi kepada karyawan meskipun tidak
mengetahui arti blue
ocean strategy. Mitra bisnis tidak mengetahui blue ocean strategy pada
Amstirdam Coffee, namun
mitra bisnis merasa diuntungkan dengan penerapan
strategi perusahaan. Masyarakat umum hanya
mempedulikan tentang penawaran produk tanpa
harus mengetahui strategi perusahaan.
Perusahaan yang
bisa membangun keunggulan kompetitif
dalam pasar yang baru akan diikuti
kompetitor.
Penguatan peran
ketiga pihak tersebut menjadi hal penting dalam
menjaga keunggulan kompetitif saat kompetitor
baru muncul. Mitra bisnis seperti toko produk
oleh-oleh dan petani kopi mempengaruhi kelangsungan
hidup Amstirdam Coffee sedangkan karyawan
merupakan pihak internal yang selalu menjalankan
formulasi blue ocean strategy.
2. Implementasi Blue
Ocean Strategy
a. Mengatasi
Rintangan Organisasi
Rintangan
organisasi antara lain rintangan pada sumber
daya, rintangan motivasional, rintangan politis,
dan rintangan kognitif). Rintangan sumber daya pada
Amstirdam Coffee terletak pada pembuktian teori
sebelum melakukan produksi secara massal dan
modifikasi peralatan. Rintangan motivasional diatasi
dengan memenuhi hak karyawan serta menanamkan
sense of belonging. Strategi tersebut membuat
perusahaan tidak menghadapi rintangan politis
dan kognitif. Pengujian
teori dan proses modifikasi dapat meningkatkan
kualitas output dalam proses produksi.
Motivasi kerja karyawan meningkat sebab
sense of belonging distimulasi oleh hubungan
antar karyawan yang sehat sehingga memicu
kerjasama tim yang sangat baik dan berpengaruh
terhadap loyalitas kepada perusahaan/ Potensi rintangan politis
diatasi dengan mendiskusikan masalah secara
fleksibel sehingga mencegah konflik.
b.
Mengintegrasikan Implementasi Strategi
Karyawan
menjalankan implementasi strategi dengan
baik disebabkan oleh proses yang adil yaitu mempunyai
keterikatan yang kuat dengan perusahaan
(engagement), penjelasan yang baik tentang
strategi yang dijabarkan (explanation), dan target perusahaan yang jelas dan
dapat dipahami oleh
karyawan (expectation clarity). Keterikatan
pada perusahaan ditunjukkan dengan
menganggap bahwa
perusahaan seolah-olah dimiliki oleh karyawan
pula hingga muncul sense of belonging. Amstirdam
Coffee mengomunikasikan strategi kepada
karyawan dengan bahasa yang mudah dipahami.
Hal tersebut dilakukan agar perusahaan dapat
memberikan target kerja kepada karyawan sehingga
jumlah produksi sesuai dengan kalkulasi.
3. Red Ocean
Traps
a. Pandangan bahwa
blue ocean strategy adalah strategi
dengan pendekatan customer oriented
Blue ocean
strategy tidak hanya dilakukan dengan
melihat konsumen yang sudah ada, namun juga
melihat potensi non-konsumen yang dapat berubah
menjadi konsumen. Amstirdam
Coffee mengeksplorasi toko
produk oleh-oleh menjadi target pasar yang baru
dalam industri kopi. Amstirdam Coffee memilih
loyalitas konsumen dengan alasan dapat mengalkulasi
omset. Loyalitas konsumen yang tidak
diimbangi dengan eksplorasi pasar baru menjadi
ancaman karena kompetitor berpeluang merebut
konsumen. Eksplorasi pasar membantu perusahaan
untuk bersaing dalam lingkungan industri
yang dinamis.
b. Pandangan bahwa
blue ocean strategy mengembangkan
bisnis diluar bidang inti
Blue ocean
strategy tidak memerlukan langkah menciptakan
bisnis yang baru di luar bidang inti Amstirdam Coffee lebih memprioritaskan lini
bisnis kopi daripada
harus mengembangkan bisnis di luar bidang
inti karena mengetahui dinamika industri kopi.
Amstirdam Coffee memilih diversifikasi produk
daripada mengembangkan bisnis baru karena
risiko lebih kecil. Diversifikasi produk dapat
menjadi alat untuk mencapai keunggulan
kompetitif.
c. Pandangan bahwa
blue ocean strategy berkaitan
dengan teknologi
Perusahaan dapat
menerapkan blue ocean strategy
tanpa
bantuan teknologi karena tuas utilitas
lebih diutamakan oleh konsumen Amstirdam Coffee merasa ragu apabila blue ocean strategy dapat
diterapkan tanpa
bantuan teknologi karena teknologi menjaga konsistensi produksi dan efisiensi prosesnya. Teknologi harus dipahami sebagai
katalisator dalam
memasukkan faktor tuas utilitas seperti peningkatan
produktivitas, kemudahan, sederhana, keceriaan,
kenyamanan, dan ramah lingkungan ke dalam
penawaran produk. Penggunaan teknologi cenderung
diabaikan oleh konsumen selama penawaran
produk dinilai menarik.
d. Pandangan bahwa
blue ocean strategy adalah strategi
yang pertama di pasar (first-to-market)
Blue ocean
strategy bukan tentang perusahaan menjadi
pemain pertama dalam suatu pasar, melainkan
menjadi yang pertama berinovasi dengan
nilai yang diberikan kepada konsumen. Amstirdam Coffee
bukan merupakan perusahaan pertama yang memproduksi
kopi asli Kabupaten Malang namun Amstirdam
Coffee melihat peluang dalam industri kopi
asli Kabupaten Malang. Produk yang dikemas secara
inovatif dan menyasar target pasar yang
berbeda menjadi
hal yang dilakukan Amstirdam Coffee.
Hal tersebut tergolong pada first-movers advantage yaitu keuntungan yang
diperoleh perusahaan
dengan menjadi pihak pertama yang menciptakan
nilai (value) penawaran dengan cara yang
baru atau berbeda.
e. Pandangan bahwa
blue ocean strategy adalah strategi
diferensiasi
Diferensiasi
dilakukan dengan menyediakan penawaran
yang berkualitas secara premium
namun biaya
menjadi lebih tinggi sehingga harga jual
meningkat. Persaingan
antar perusahaan yang memberikan kualitas
premium belum digolongkan sebagai perusahaan
yang menerapkan blue ocean strategy. Produk
Amstirdam Coffee yaitu Blue Robusta dan Green
Arabica yang dihasilkan melalui strategi pengurangan
harga dan volume produk serta
peningkatan kualitas
produk menunjukkan bahwa Amstirdam
Coffee memperhatikan penghematan biaya
tanpa mengorbankan kualitas produk. Hal tersebut
dapat menjadi nilai tambah dalam persaingan
pasar.
f. Pandangan bahwa
blue ocean strategy adalah strategi
low-cost/low-pricing
Perusahaan yang
berorientasi terhadap low-cost harus
terus membandingkan dengan kompetitor agar
meningkatkan daya saing yang mengeluarkan biaya
minimum. Kondisi tersebut
menjadikan perusahaan berada pada red ocean. Amstirdam Coffee
menyikapi hal tersebut dengan
menurunkan harga jual dan volume tanpa menurunkan
kualitas produk. Struktur biaya telah dikalkulasi
secara matang sebelum menurunkan harga
jual sehingga tidak mengganggu arus kas perusahaan.
Kunci dari menjaga margin laba yaitu melakukan
efisiensi dalam kegiatan produksi Amstirdam
Coffee.
g. Pandangan bahwa
blue ocean strategy adalah sebuah
inovasi
Inovasi yang
dilakukan perusahaan belum tentu meningkatkan
nilai penawaran bagi konsumen.
Inovasi
yang dikaitkan dengan blue ocean
strategy berbentuk value
innovation yang tidak hanya menyentuh aspek produk, namun juga cara
berbisnis serta perpaduan
antara bentuk dan cara penawaran dari perusahaan
(Setijono, 2008:2). Cara berbisnis Amstirdam
Coffee yang termasuk value innovation antara
lain pembelian biji kopi diatas harga pasar langsung
ke petani, penjualan produk ke toko produk
oleh-oleh, dan edukasi tentang kopi kepada masyarakat.
Value innovation yang dilakukan tersebut
memberikan kepercayaan diri untuk bersaing
bagi perusahaan.
h. Pandangan bahwa
blue ocean strategy adalah teori
pemasaran dan strategi niche
Blue ocean
strategy dapat berfungsi dalam melakukan
analisis dan memecahkan masalah pemasaran
serta membantu keluar dari red ocean namun
blue ocean strategy bukan merupakan strategi
pemasaran. Blue
ocean strategy yang diterapkan oleh Amstirdam Coffee tidak dapat
berjalan dengan
baik apabila mengabaikan faktor karyawan yang
menimbulkan rintangan dalam tahap implementasi
strategi. Pasar toko produk oleh-oleh yang
disasar oleh Amstirdam Coffee bukan termasuk
strategi niche karena mampu memaksimalkan
segmen pasar wisatawan yang berkunjung
ke Malang Raya. Potensi yang besar belum
bisa dipenuhi dengan kapasitas produksi Amstirdam
Coffee.
i. Pandangan bahwa blue
ocean strategy tidak memandang
kompetisi sebagai hal yang baik
Kompetisi dapat
mengakibatkan pertumbuhan menjadi
melambat jika jumlah penawaran dalam pasar
melampaui jumlah permintaan.
Amstirdam
Coffee punya anggapan
bahwa kompetisi merupakan hal yang baik
bagi perusahaan karena memacu kreativitas dalam
bersaing. Hal tersebut bertentangan dengan esensi
dari blue ocean strategy yaitu keluar dari
persaingan red
ocean meskipun Amstirdam Coffee berhasil
menciptakan pasar baru. Orientasi terhadap
persaingan dapat merugikan perusahaan karena
melalaikan pembaharuan formulasi strategi dan
menghabiskan biaya yang tinggi.
j. Pandangan bahwa
blue ocean strategy adalah strategi
creative destruction
Creative
destruction merupakan keadaan yang menyebabkan perubahan way of life dan
sesuatu yang lama menjadi tidak berlaku lagi. Blue
ocean strategy berbeda dengan creative destruction dimana
perusahaan tidak perlu menggantikan
produk yang ada dan bersifat nondestructive. Amstirdam Coffee dinilai justru
memberikan dampak
positif bagi industri kopi karena saluran distribusi
produk mengalami pertambahan yaitu toko
produk oleh-oleh. Hal tersebut menyebabkan potensi
permintaan dalam industri kopi menjadi meningkat
sehingga produsen kopi lain dapat memaksimalkan
potensi tersebut.
Daftar
Pustaka
Ali, Hapzi. (2018). MODUL PERKULIAHAN STRATEGIC MANAGEMENT: Global
Economy and Blue Ocean Strategy. Universitas Mercu Buana
Ilham, Muhammad Nur, Wilopo, &
M. Kholid Mawardi. (2016). Implementasi Blue Ocean Strategy pada Amstirdam
Coffee (Studi Kasus pada CV. Pemenang Sejati Kabupaten Malang). Jurnal
Administrasi Bisnis.
Thompson, A. A.,
Peteraf, M. A., Gamble, J. E., & Strickland III, A. (2014). Crafting
and Executing Strategy : The Quest for Competitive Advantage.
McGraw-Hill.
No comments:
Post a Comment