STRATEGIC
MANAGEMENT
“Business Level Strategy,
Strategi di Tingkat Unit Bisnis dan Evaluasinya”
Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM,
CMA
![]() |
Disusun oleh:
Fauzan 55117120032
Program Studi Magister
Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Unversitas Mercu Buana
Jakarta
Oktober 2018
Strategi pada level korporat merupakan suatu strategi untuk disusun
sebagai panduan bagi perusahaan untuk masuk ataupun keluar dari suatu lini
bisnis. Selain itu, strategi ini juga dijadikan panduan untuk menentukan
bagaimana suatu perusahaan induk meningkatkan nilai serta memberikan panduan
bagaimana mengelola portfolio bisnis dan penciptaan nilai tambah. Strategi
korporat bisa melakukan pengembangan pasar baru diluar pasar tradisional maupun
melakukan pengembangan produk baru melalui integraasi backward dan forward.
Analisis strategi tingkat Korporat menghasilkan keputusan yang melibatkan
bisnis yang akan ditambah, bisnis yang akan dipertahankan, bisnis yang akan
ditekankan, bisnis yang akan dikurangi perhatiannya, dan bisnis yang
didivestasi. Jika strategi tingkat korporasi merupakan suatu strategi untuk
korporasi yang terdiri dari berbagai bisnis, atau suatu perusahaan holding
company yang membawahi beberapa unit bisnis yang boleh dikelola secara
otonomi. Korporasi (holding) harus berupaya untuk tumbuh berkembang
secara keseluruhan melalui pengalokasian sumber daya yang dimiliki pada
berbagai unit bisnis dan menciptakan sinergi antar bisnis tersebut melalui sharing resources.
Strategi unit bisnis
tergantung pada dua aspek yang saling berhubungan, yaitu:
· Misi
Misi berkaitan dengan
tujuan keseluruhan sebuah perusahaan. Maka untuk mengembangkan misi yang paling
tepat bagi berbagai unit bisnis, setidaknya harus mempunyai empat perangkat
yaitu bangun (build), pertahankan (hold), panen (harvest) dan divestasi (divest).
Misi bangun menyiratkan
tujuan menambah pangsa pasar, bahkan dengan mengorbankan laba jangka pendek dan
arus kas. Sedangkan misi pertahankan ini diarahkan pada perlindungan pangsa
pasar unit bisnis dan posisi persaingan. Namun pada misi panen, kebalikan dari
misi bangun, dimana misi ini mempunyai tujuann memaksimalkan laba jangka pendek
dan arus kas bahkan dengan mengorbankan pangsa pasar. Dan misi terakhir ini
yaitu divestasi meunjukkan suatu keputusan untuk mundur dari bisnis melalui
proses likuidasi perlahan-lahan atau penjualan segera. Untuk menerapkan
strategi secara efektif, harus terdapat keselarasan antar misi yang dipilih
dengan jenis-jenis pengendalian yang digunakan. Misi pengendalian yang sesuai
dikembangkan menggunakan garis pemikiran berikut ini
1) Misi unit bisnis tersebut mempengaruhi ketidapastian yang
dihadapi oleh manajer umum serta trade off antara jangka panjang dan jangka
pendek yang mereka buat.
2) Sistem pengendalian manajemen dapat bervariasi secara
sistematis untuk membantu memotivasi manajer guna mengatasi ketidakpastian
secara efektif dan membuat trade off jangka pendek dan jangka panjang yang
memadai.
· Keunggulan Kompetitif Unit
Keunggulan
kompetitif adalah kemampuan perusahaan untuk memformulasikan strategi
pencapaian peluang profit melalui maksimalisasi penerimaan dari investasi yang
dilakukan. Setiap unit bisnis harus dapat mengembangkan keunggulan
kompetitifnya untuk dapat melaksanakan misinya. Sekurang-kurangnya ada dua
prinsip pokok yang perlu dimiliki perusahaan untuk meraih keunggulan kompetitif
yaitu adanya nilai pandang pelanggan dan keunikan produk. Suatu unit bisnis
dapat memilih untuk bersaing baik sebagai pemain terdiferensiasi atau sebagai
pemain biaya rendah. Memilih pendekatan diferensiasi, dan bukannya pendekatan
biaya rendah, meningkatkan ketidakpastian dalam lingkungan tugas unit bisnis
karena tiga alasan :
§ Pertama, inovasi produk lebih penting bagi unit bisnis
diferensiasi. Hal ini disebabkan karena unit bisnis diferensiasi terutama fokus
pada keunikan dan eklusifikasnya yang memerlukan inomvasi produk lebih besar.
Sementra unit bisnis yang berbiaya rendah, dengan penekanan utama pada
pengurangan biaya, biasanya lebih memilih untuk mempertahankan agar penawaran
produknya stabil sepanjang waktu.
§ Kedua, unit bisnis biaya rendah biasanya cenderung untuk
mempunyai lini produk yang sempit guna meminimalkan biaya penyimpanan
persediaan dan memperoleh manfaat dari skala ekonomi. Unit bisnis diferensiasi
dipihak lain cenderung mempunyai kelompok produk yang lebih luas guna
menciptakan keunikan.
§ Ketiga, unit bisnis biaya rendah biasanya menghasilkan produk
sederhana yang bersifat komoditas, dan produk2 lini sukses semata-mata karena
memiliki harga yang lebih rendah dibandingkan dengan produk saingan. Tetapi,
produk unit bisnis diferensiasi akan sukses jika pelanggan memandang
bahwa produk tersebut menawarkan keunggulan dibandingkan dengan produk saingan.
Pendekatan
pada diferensiasi produk meliputi loyalitas merk, pelayanan pelanggan yang
unggul, jaringan dealer, desain produk dan fitur produk dan teknologi.
Sedangkan pada cara generik yang kedua, biaya rendah diterapkan berdasarkan
pendekatan skala ekonomis dalam produksi, pengendalian biaya yang ketat, dan
minimalisir biaya.
Setelah menentukan strategi untuk bersaing, maka unit
bisnis tetap harus melakukan evaluasi untuk menilai apakah strategi tersebut
tetap dapat diaplikasikan ataukah perusahaan harus merubah pendektatan strategi
nya. Salah satu alat yang dapat digunakan untuk menguji apakah strategi yang
diterapkan oleh unit bisnis masih tepat adalah dengan uji winning strategy. Winning strategy terdiri dari tiga pengujian,
yaitu: The Fit Test, The Competitive Advantage dan The Performance Test. The Fit Test akan menguji apakah
strategi yang diterapkan sesuai dengan situasi perusahaan. The Competitive Advantage menguji apakah strategi yang diterapkan
membantu perusahaan mendapatkan keunggulan kompetitif yang berkelanjutan. The Performance Test akan menguji apakah
strategi yang diterapkan menghasilkan performa perusahaan yang memuaskan.
Implementasi Bisnis Level Strategi dan Strategi di
Tingkat Unit Bisnis pada Under Armour, Inc.
Under Armour
memilih strategi sebagai best-cost
provider dalam menjalankan bisnisnya, dimana Under Armour ingin memberikan
pengalaman lebih kepada para pelanggan yang menggunakan produknya. Bisnis
yang dijalankan oleh Under Armour adalah bisnis apparel olahraga. Under
Armour menyediakan berbagai pakaian, sepatu, maupun aksesoris pendukung untuk
olahraga. Dalam menjalankan praktik bisnis tersebut, Under Armour menggunakan
model bisnis yang hampir sama dengan kompetitor lainnya yaitu melakukan
integrase secara offline dan online. Under Armour membuka ribuan outlet di
seluruh dunia untuk mendukung metode penjualan secara offline. Selain melalui
outlet, Under Armour menggunakan situs online resminya untuk menjual produk
yang dimilikinya langsung kepada pembeli akhir. Under Armour juga menggunakan
para atlet profesional, seperti Natasha Hastings (atlet lari asal USA), Andy
Murray (atlet tenis asal USA), dan Stephen Curry (atlet basket asal USA).
Adanya penggunaan para atlet profesional tersebut sebagai brand ambassador
Under Armour semakin dikenal sebagai perusahaan apparel khusus di bidang
olahraga.
Beberapa
implementasi strategi pada tingkat unit bisnis yang diterapkan Under Armour
mencakup:
1.
Strategi Pertumbuhan
·
Melebarkan lini produk untuk berbagai
jenis olahraga
·
Membuat target pangsa baru
·
Meningkatkan penjualan produk di luar
Amerika
·
Meningkatkan brand awareness Under Armour
2.
Strategi Lini Produk
Under Armour menawarkan berbagai jenis produk dengan
harga dan model yang bervariasi serta untuk berbagai jenis konsumen, baik pria
atau wanita, dewasa atau anak muda. Lini lain dari produk Under Armour adalah
aksesoris pendukung olahraga seperti kaos kaki, bandana dan sarung tangan.
3.
Strategi Pemasaran
Under
Armour memiliki bagian pemasaran dan promosi yang merancang dan memproduksi
sebagian besar iklan yang dikeluarkan, dengan tujuan memberikan brand awareness dan meningkatkan
keinginan konsumen untuk membeli produk. Under Armour. Under Armour juga rutin
memberikan sponsorship untuk kegiatan-kegiatan olahraga dan tim olahraga
profesional.
4.
Strategi Distribusi
Under Armour memiliki jalur distribusi yang terbagi
menjadi jalur wholesale, yaitu melakukan penjualan langsung ke konsumen dengan
membuka retail pada beberapa negara bagian dan memberikan lisensi produk dengan
melakukan perjanjian kepada perusahaan produksi, serta menjual langsung kepada
retailer di beberapa negara.
KEY STRATEGIC
ISSUES
Berikut beberapa
isu terkait aktivitas bisnis Under Armour.
• Too Much
Dependence on third party supplier. Perusahaan melakukan
outsourcing terkait
penyediaan bahan baku, manufacturing dan distribusi
produknya. Karena,
melakukan outsourcing 100% apalagi tidak memiliki kontrak
jangka panjang
ditakutkan nantinya ada rahasia perusahaan yang bocor, atau
bahkan mungkin
perusahaan yang memproduksi menjadi memiliki daya tawar
yang lebih
sehingga meminta fee yang lebih tinggi.
• Expansion in
Global Market. Penyumbang revenue terbesar perusahaan adalah
berasal dari pasar
Amerika Utara. Sedangkan di pasar global kontribusi
perusahaan kurang
dari 3%. Padahal pasar global cukup untuk menjanjikan, untuk
seluruh segmen (sport
apparel, activewear, dan athletic foodwear) bernilai $250 Milyar yang bisa didapatkan.
Daftar
Pustaka
Ali, Hapzi. (2018). MODUL PERKULIAHAN STRATEGIC MANAGEMENT:
Business Level Strategy, Strategi di Tingkat unit bisnis dan Evaluasinya.
Universitas Mercu Buana
Thompson, A. A.,
Peteraf, M. A., Gamble, J. E., & Strickland III, A. (2014). Crafting
and Executing Strategy : The Quest for Competitive Advantage.
McGraw-Hill.
No comments:
Post a Comment