STRATEGIC
MANAGEMENT
Analisis SWOT pada Costco Wholesale
Fauzan, Mahasiswa Magister
Management, Universitas Mercu Buana
Hapzi Ali, Dosen Magister
Management, Universitas Mercu Buana
Abstrak: Dengan meningkatnya
persaingan Global, maka perusahaan dituntut untuk selalu memperhatikan keadan pasar dan bersaing lebih
kompetitif dalam menentukan strategi. Strategi kompetitif merupakan salah satu cara untuk mengetahui daya
saingnya disetiap kekuatan. Pengunaan analisis SWOT yang efektif dapat memegang peranan penting
dalam menentukan strategi kompetitif, agar dapat mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan
ancaman yang dihadapi oleh perusaahaan dalam menjaga kelangsungan hidup dan kontinuitas perusahaan. Dalam tugas ini, penulis mencoba mengimplementasikan analisis SWOT pada
Costco Wholesale, sebuah perusahaan grosir internasional yang berbasis di
Amerika Serikat. Dari hasil pengamatan diketahui bahwa Costco menerapkan
strategi sebagai low cost provider. Sebagai bagian dari memposisikan
diri sebagai low cost provider, salah satu keunggulan Costco adalah
harga yang dikenakan relatif lebih murah ketimbang para pesaingnya.
Memposisikan diri sebagai low cost provider membuat Costco tidak dapat
mengambil profit margin yang terlalu tinggi, akan tetapi Costco cenderung
sangat mengapresiasi para stakeholdernya terutama para karyawannya. Sebagai
bentuk penghargaan kepada para karyawannya, Costco memberikan gaji yang relatif
lebih tinggi dibandingkan gaji rata-rata di pasaran. Tetapi hal tersebut juga menjadi
kelemahan Costco, karena beban gaji yang harus dibayarkan lebih tinggi
ketimbang para pesaingnya.
1 Pendahuluan
Di abad 21 ini, dimana masing-masing Negara di dunia seolah tanpa ada
sekat dan batas
ruang maupun waktu, diprediksikanorientasi bisnis para pengusaha akan berubah. Jika sebelumnya orientasi bisnis yang berkembang adalah produsen dengan
leluasa dapat memaksakan kehendaknya kepada
konsumen dengan produk-produk hasil produksinya,
yang terkadang tidak sesuai dengan
keinginan konsumen, maka yang terjadi saat
ini adalah kebalikannya. Pergeseran orientasi
tersebut ialah para pengusaha telah menyadari
sepenuhnya bahwa didalam dunia industri
saat ini, konsumenlah sebagai pemegang
kendali atas produk yang akan dan ada
dipasar, konsumen sangat menentukan jenis dan
bentuk produk seperti apa yang bias atau tidak
berada dipasar, dengan demikian produsen seolah
“dipaksa” untuk mengikuti dan menghasilkan
produk yang sesuai dengan nilai dan
keinginan konsumen jika mereka tetapingin bertahan.
Memahami
lingkungan bisnis merupakan suatu hal yang sangat penting dalam proses
perencanaan strategi. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk melakukan
hal tersebut adalah dengan menggunakan analisis SWOT. Dengan melakukan analisis
SWOT dapat membantu perusahaan untuk memahami lingkungan bisnis internal dan
eksternal untuk membuat rencana strategis dan pengambilan keputusan dengan
menganalisis dan memposisikan sumber daya perusahaan menjadi empat kategori,
yaitu: strengths, weaknesses, opportunities dan threats.
Analisis SWOT
merupakan suatu teknik yang telah digunakan sejak tahun 1960-an dan masih terus
digunakan hingga saat ini. Analisis SWOT memiliki keunggulan utama yaitu
kesederhanaan dalam penggunaannya telah menghasilkan penggunaan yang
berkelanjutan baik dari sisi akademis maupun practices. Akan tetapi tidak berarti analisis SWOT merupakan suatu
teknik yang sempurna tanpa memiliki kelemahan. Salah satu kekurangan dari
penggunaan analisis SWOT adalah analisis SWOT memiliki akar teoritis yang
dangkal, dimana analisis tersebut memegang prinsip bahwa bisnis hanya dapat
berkembang jika mencapai kesesuaian yang baik dengan lingkungan. Analisis SWOT
juga bertumpu pada anggapan yang kurang kuat bahwa ciri strategis yang
signifikan dapat dikategorikan sebagai menguntungkan dan tidak menguntungkan.
Dalam
melakukan analisis SWOT, lingkungan internal harus dievaluasi untuk dapat
menentukan kekuatan serta kelemahan perusahaan. Lingkungan internal sendiri
memiliki beragam pengertian, antara lain: para pelaku yang secara langsung berkaitan
dengan lingkungan yang mempengaruhi perusahaan, lingkungan organisasi yang ada
dalam suatu organisasi dan organisasi perusahaan itu sendiri beserta
elemen-elemennya. Kemudian peluang serta ancaman terhadap perusahaan akan
ditentukan dengan mengevaluasi lingkungan eksternal dari system. Lingkungan
eksternal juga memiliki beberapa pengertian, antara lain: faktor-faktor yang
berada di luar jangkauan perusahaan yang dapat menciptakan peluang ataupun
menimbulkan ancaman bagi perusahaan dan segala sesuatu diluar batas-batas
organisasi yang mungkin mempengaruhi organisasi.
2 Studi
Literatur
Sebenarnya
tidak terdapat panduan baku dalam melakukan analisis SWOT. Seseorang mungkin
melihat suatu kondisi atau keadaan sebagai kelemahan dari perusahaan, tetapi
orang lain mungkin melihatnya sebagai kelebihan yang dapat dimanfaatkan
perusahaan. Sehingga tidak jarang terjadi perbedaan pendapat pada saat
melakukan analisis SWOT. Begitu pun pada saat melihat peluang dan ancaman yang
berasal dari lingkungan eksternal, seseorang mungkin melihat suatu kondisi
sebagai ancaman tetapi orang lain mungkin melihatnya sebagai suatu kondisi yang
wajar (bukan merupakan ancaman bagi perusahaan). Secara umum analisis SWOT
dapat dilakukan menggunakan langkah-langkah seperti yang tertera pada gambar
dibawah ini.
Karena analisis SWOT sudah sejak lama digunakan, maka
terdapat beberapa hasil ‘default’ terkait dengan kelebihan dan kelemahan
perusahaan, serta peluang yang dapat dimanfaatkan sekaligus ancaman yang
mungkin dihadapi perusahaan. Beberapa hasil ‘default’ tersebut dapat dilihat
dalam gambar dibawah ini.
Dalam
penerapannya, analisis SWOT dapat digunakan tidak hanya untuk menganalisis
lingkungan internal dan eksternal perusahaan, tetapi juga dalam berbagai hal
lainnya. Beberapa contoh penggunaan analisis SWOT selain dalam analisis
lingkungan internal dan eksternal perusahaan antara lain: penggunaan dalam
manajemen teknologi publik yang berorientasi masa depan (Nazarko et al., 2016),
menilai prospek dalam hubungan Russia-NATO (Holas, 2018), evaluasi strategi gas
alam terkompresi (Khan, 2017), analisis performa (Phadermrod, Crowder &
Wills, 2016) dan reseksi septum histeroskopi dan obat reproduksi (SISG, 2018).
3 Metode
Metode yang
digunakan dalam tugas ini adalah dengan melakukan studi literature dari
beberapa sumber, dimana untuk latar belakang perusahaan beserta analisis yang
dilakukan penulis mengacu kepada kasus yang dibuat oleh Arthur A. Thompson Jr.
yang terdapat dalam buku “Crafting and Executing Strategy: The Quest for
Competitive Advantage” (Case 04: Costco Wholesale in 2016: Mission, Business
Model, and Strategy).
4 Hasil
& Pembahasan
4.1 Latar Belakang Perusahaan
Costco Wholesale Corporation
merupakan perusahaan grosir raksasa internasional terbesar yang didirikan oleh
Jim Sinegal dan Jeff Brotman. Costco pertama kali beroperasi di Seattle,
Washington, Amerika Serikat pada tahun 1983 dimana pada tahun yang sama Walmart
juga membuka toko Sam’s Club dengan format membership yang sama. Pada
akhir tahun 1984, setelah setahun beroperasi Costco mampu berkembang menjadi 9
toko di 5 negara dengan melayani 200.000 anggota. Di bulan Desember tahun 1985,
Costco menjadi perusahaan publik dan menjadi perusahaan pertama di Amerika
Serikat yang dapat mencapai penjualan hingga $1 millar kurang dari 6 tahun.
Oktober 1993, Costco merger dengan Price Club dengan Jim Sinegal sebagai
CEO nya memimpin 206 lokasi PriceCostco dengan total penjualan tahunan sebesar
$16 miliar dollar.
Pada tahun 2016 Costco memiliki
total 698 membership warehouse, termasuk 488 di Amerika Serikat dan
Puerto Rico, 90 di Kanada, 36 di Meksiko, 27 di Inggris, 24 di Jepang, 12 di
Korea Selatan, 11 di Taiwan, 8 di Australia dan 2 toko di Spanyol. Jumlah
pendapatan tertinggi diraih Costco pada akhir tahun 2015, laporan keuangan
Costco membukukan pendapatan sebesar $113,6 miliar dan total pendapatan bersih
sebesar $2,37 miliar. Sekitar 25 juta rumah tangga dan 6,4 juta bisnis menjadi membership
Costco yang menghasilkan pendapatan $2,5 miliar dari membership fees.
Dari biaya keanggotaan, Costco mendapatkan pemasukan sebesar $3,2 miliar dan
penjualan tahunan dari setiap toko rata-rata $166 juta lebih tinggi dari
kompetitornya Sam’s Club dengan penjualan $89 juta.
Pada awal beridiri hingga
beroperasinya Costco di Seattle dari tahun ke tahun perkembangan bisnis Costco
cenderung mengalami peningkatan. Selaku pendiri dan CEO Costco, Sinegal
menjalankan bisnisnya dengan berbekal pengalaman yang telah Ia peroleh selama
bekerja di Price Club. Oleh karena itu, bisa dikatakan bahwa model bisnis yang
dikembangkan oleh Costco adalah mengadopsi atau meniru model bisnis yang sudah
ada sebelumnya, yaitu Price Club yang didirikan oleh Sol Price yang sebelumnya
merupakan manajer dari Sinegal. Namun, tidak seperti kebanyakan model bisnis
lain yang juga mengadopsi model bisnis dari perusahaan yang sudah ada
sebelumnya, Costco memiliki strategi yang cukup jelas. Hal ini bisa dilihat
dari kegiatan yang saat ini dijalankan oleh Costco yang tertuang dalam misi
perusahaan, yaitu “to continually provide our members with quality goods and
services at the lowest possible prices”.
Model bisnis yang dikembangkan
berdasarkan misi Costco adalah menghasilkan volume penjualan dan perputaran
sediaan yang tinggi dengan menawarkan harga yang sangat murah kepada para
konsumennya atas produk-produk bermerek nasional maupun produk-produk bermerek
buatan mereka sendiri (private-label product). Untuk mewujudkan misi
tersebut maka salah satu keunggulan kompetitif yang merupakan strategi Costco
dalam menjalankan bisnisnya adalah sebagai low-cost provider. Ada lima kunci elemen dari strategi
Costco yaitu: penetapan harga yang sangat rendah, edisi terbatas dari barang
merek nasional dan produk label pribadi Costco, lingkungan belanja dengan
konsep “Treasure-Hunt”, penekanan kuat pada biaya operasi yang rendah,
perluasan lokasi jaringan geografis yang terus berlanjut, dan lainnya.
Penjelasan lebih rinci atas masing-masing kunci elemen disajikan dalam tabel
dibawah berikut.
Pricing
|
Sebagai
hasil dari markup yang rendah, harga Costco hanya sedikit di atas break
even menghasilkan pendapatan penjualan bersih (tidak termasuk biaya
keanggotaan) yang melebihi semua biaya operasi (biaya barang dagangan +
penjualan, umum, dan biaya administrasi + biaya pembukaan dan biaya relokasi
toko ) dan hanya menyumbang beberapa juta dolar untuk laba operasi.
|
Product
Selection
|
Strategi
barang dagangan yang disediakan untuk para member dengan pilihan sekitar
3.600 item, yang 85% nya merupakan produk bermerek dan berkualitas kemudian
15% sisanya merupakan produksi dari perusahaan sendiri dengan merek Kirkland
Signature.
|
Treasure-Hunt
Merchandising
|
Costco
menyediakan barang-barang tertentu (high-end or name-brand product)
yang kemudian dijual dengan harga yang lebih murah dari biasanya, sehingga
para member akan menunggu Costco memberikan discount yang besar
untuk item yang mereka inginkan.
|
Low-Cost
Emphasis
|
Costco
menjaga biaya operasi seminimum mungkin agar mendapatkan harga yang murah.
Strategi ini menjadi elemen utama strategi costco dan kunci untuk harga
rendah.
|
Growth
Strategy
|
Strategi
pertumbuhan Costco adalah untuk meningkatkan penjualan di toko-toko yang ada
sebesar 5% atau lebih setiap tahun dan untuk membuka gudang tambahan, baik
secara domisional maupun internasional.
|
Marketing
and Advertising
|
Kegiatan
pemasaran dan promosi umumnya terbatas pada surat kupon bulanan kepada
anggota, e-mail mingguan kepada anggota dari Costco.com, surat
langsung kepada calon anggota baru, dan program pemasaran langsung reguler
(seperti The Costco Connection, majalah yang diterbitkan untuk anggota
), pengambilan sampel di dalam toko, dan kampanye khusus untuk pembukaan
gudang baru.
|
Website
Sales
|
Situs
web yang dioperasikan oleh Costco di Amerika Serikat, Kanada, Meksiko,
Inggris, dan Korea - keduanya memungkinkan anggota untuk berbelanja untuk
banyak produk di dalam toko secara online dan untuk menyediakan sarana
bagi anggota untuk memperoleh berbagai produk dengan harga yang jauh lebih
luas dan layanan yang tidak praktis untuk disimpan di gudang perusahaan.
|
Supply Chain and Distribution
|
Costco
membeli sebagian besar barang dagangannya langsung dari produsen,
merutekannya langsung ke toko gudangnya atau ke salah satu company’s
crossdocking depots yang berfungsi sebagai titik distribusi untuk toko
terdekat dan untuk pesanan pengiriman ke anggota yang melakukan pembelian online.
|
Costco’
Membership Base and Member Demographics
|
Costco
memiliki dua jenis utama keanggotaan: Bisnis dan Gold Star (individu).
Keanggotaan bisnis terbatas untuk bisnis, tetapi termasuk individu yag
memiliki lisensi bisnis, lisensi penjualan ritel, atau bukti keberadaan
bisnis lainnya.
|
Warehouse
Management
|
Manajer
gudang Costco didelegasikan kewenangan yang cukup besar atas operasi toko.
Akibatnya, manajer gudang berfungsi sebagai pengusaha menjalankan operasi
ritel mereka sendiri. Mereka bertanggung jawab untuk mendapatkan ide-ide baru
tentang barang apa yang akan dijual di toko mereka, secara efektif
memperdagangkan rangkaian produk treasure-hunt yang terus berubah, dan
mengatur lokasi produk di toko dan menampilkan untuk memaksimalkan penjualan
dan perputaran yang cepat.
|
Compensation
and Workforce Practices
|
Pada
September 2015, Costco memiliki 117,000 pekerja yang bekerja full-time dan
88,000 pekerja yang bekerja part-time. Upah awal untuk karyawan Costco
baru berada di kisaran $10 hingga $12 pada tahun 2015; ukuran pembayaran per
jam untuk pekerjaan gudang berkisar antara $12 hingga $23, tergantung pada
jenis pekerjaan.
|
Costco dalam menjalankan bisnisnya
adalah sebagai low-cost provider. Costco menjual produk-produk bermerek
dengan harga yang relatif lebih murah daripada para pesaingnya. Elemen kunci
dari strategi ini adalah pembatasan margin dari penjualan produk-produk
bermerek mereka. Costco hanya mematok margin sebesar 14% dari penjualan
produk bermerek yang dijual di gudangnya. Sedangkan para pesaingnya mematok margin
sebesar 20-50% dari penjualan produk serupa. Untuk produk dengan label
Costco, margin yang dipatok mereka adalah sebesar 15%. Margin untuk
produk jenis ini memang lebih besar daripada margin dari produk dengan
merek nasional. Namun, bila dibandingkan dengan para pesaing lainnya margin Costco
ini tetap lebih rendah 20%.
Harga yang sangat rendah yang
ditawarkan oleh Costco ini hampir menyerupai praktik predatory pricing dalam
suatu industri. Sehingga seorang analis Wall Street mengkritik bahwa tindakan
Costco untuk memuaskan para pelanggannya menjadi beban yang harus ditanggung
oleh para pemegang saham Costco. Namun, kritik tersebut ditanggapi oleh Sinegal
dengan berpendapat bahwa tujuan mereka menjalankan bisnis adalah untuk jangka
panjang sehingga perlu strategi yang dapat menarik minat para pelanggannya agar
tujuan mereka dapat dicapai. Strategi harga murah yang diterapkan oleh Costco
ini bukanlah bentuk perdatory pricing karena strategi mereka tidak
merusakan bentuk persaingan dalam industri wholesaler. Strategi mereka
dirumuskan dengan baik sehingga menjadi keunikan tersendiri bagi perusahaan
yang membedakan perusahaan tersebut dengan perusahaan sejenis dalam suatu
industri.
Kemampuan Costco menjalankan
strategi low-pricenya adalah karena mereka membatasi pilihan dari
masing-masing produk yang dijualnya. Costco hanya menjual 3,700 jenis produk
kepada para pelanggannya dengan membatasi pilihan mereka dari aspek ukuran,
warna, mapun modelnya. Tujuan dari pembatasan pilihan produk ini adalah agar
Costco dapat mengontrol pelanggan yang menjadi fokus mereka. Costco tidak
melayani pelanggan yang mengingikan produk dalam ukuran kuantitas yang relatif
kecil. Hal itu merupakan salah satu kelemahan Costco dalam merespon pasar yang
jenisnya bervariasi, namun kelemahan tersebut dijadikan sebagai kekuatan oleh
Costco karena dengan memiliki fokus pelanggan, maka perusahaan lebih mudah
dalam mengelola bisnis mereka. Selain membatasi pilihan produknya, Costco juga
menyediakan fitur lain kepada pelanggan berupa treasure-hunt merchandising.
Fitur ini memungkinkan para pelanggan untuk mendapatkan produk merek terkenal dengan harga yang sangat
murah yang hanya ditawarkan pada saat tertentu saja. Tujuan dari strategi ini
adalah agar para pelanggan mereka lebih sering meluangkan waktunya untuk
berbelanja di Costco karena ada harapan bahwa pada saat tertentu mereka bisa
memperoleh barang berkualitas dan bermerek dengan harga yang sangat rendah
sehingga memberikan penghematan yang signifikan bagi mereka.
Costco Wholesale belum merilis
pernyataan visi resmi. Namun, sejarah perusahaan menyiratkan bahwa pernyataan
visi aslinya adalah menjadi "a place where efficient buying and
operating practices give members access to unmatched savings".
Perryataan visi yang tersirat ini memiliki poin-poin utama berikut tentang
Costco:
·
Efficient operations
·
Unmatched savings
·
Access through membership
Misi Costco pada bisnis retail
adalah “to continually provide our members with quality goods and services
at the lowest possible prices”. Kemudian pada tahun 2011, tiga top
executives yaitu Brotman, Jim Sinegal, dan Craig Jelinek memperluas misi
Costco menjadi “the company will continue to pursue its mission of bringing
the highest quality goods and services at market as the lowest possible prices
while providing excellent consumer services and adhering to a strict code of
ethics that includes taking care our employees and members, respecting our
suppliers, rewarding our shareholders, and seeking to be responsible corporate
citizens and environmental stewards in our operation around the world.” Perluasan Misi Costco juga merubah
Nilai dan Kode Etik Perusahaan, yaitu :
·
Menaati
peraturan
·
Perhatian
kepada member
·
Perhatian
kepada karyawan
·
Menghargai
para supplier
·
Memberikan
imbalan kepada pemegang saham
Bisnis model yang digunakan Costco
yang pertama, menaikkan volume penjualan dan perputaran persediaan dengan cepat
dengan cara menawarkan harga rendah pada merek dan produk tertentu sesuai
kategori sehingga distribusi barang dagang menjadi lebih efisien. Kedua,
menaikkan volume penjualan dan perputaran persediaan dengan cepat dengan
menjual dan menerima kas dari persediaan sebelum membayar beberapa barang
dagangan dari vendor.
Elemen Bisnis Model :
·
The
Profit Formula
Volume penjualan yang tinggi dan
perputaran persediaan yang cepat membuat Costco dapat menjual dan menerima uang
untuk persediaan sebelum saatnya untuk membayar tagihan sesuai waktu jatuh
tempo pembayaran yang telah ditentukan oleh vendor persediaan sehingga Costco
mendapatkan keuntungan dari diskon pembayaran awal untuk persediaan.
·
The
Customer Value Proposition
Model bisnis ini sangat menarik
bagi konsumen karena mereka menerima barang dagangan kelas atas yang mereka
inginkan dengan harga rendah dan yang harus mereka lakukan hanyalah membayar
biaya keanggotaan untuk dapat berbelanja.
4.2
Analisis SWOT
·
Strengths
§
Low Price
Filosofi Costco adalah menyediakan barang
berkualitas kepada para anggotanya dengan harga paling kompetitif (lebih rendah
dibandingkan kompetitornya). Costco tidak memfokuskan upaya untuk memaksimalkan harga dalam jangka pendek, tetapi
berfokus untuk mempertahankan persepsi di antara para pelanggannya bahwa Costco
secara konsisten memberikan harga yang paling kompetitif. Hal ini sukses
membuat para pelanggan kembali ke perusahaan karena mereka memiliki keyakinan
bahwa mereka sebenarnya mendapatkan harga terbaik untuk beragam produk.
§ Brand
yang kuat
Upaya keras Costco dalam menawarkan
produk-produk berkualitas tinggi dan menawarkan nilai besar telah
memungkinkannya untuk menarik basis pelanggan yang sangat setia. Ini telah
memungkinkan perusahaan untuk meningkatkan pangsa pasar dan meningkatkan basis pelanggannya
selama bertahun-tahun. Hal ini juga berlaku untuk private-brand yang
dikeluarkan oleh Costco, yaitu Kirkland Signature.
§ Operating
efficiency
Salah satu bisnis model yang diterapkan
oleh Costco adalah dengan melakukan penjualan dalam jumlah yang besar dan
mempercepat inventory turnover sehingga memungkinkan adanya distribusi
yang lebih efisien, biaya pengiriman yang lebih rendah, biaya penyimpanan yang
lebih rendah, dll yang pada akhirnya membuat operating cost menjadi
rendah dengan penjualan yang banyak.
§ Loyalitas konsumen
Costco mempunyai cukup banyak member
dimana member tersebut diberikan beberapa kesempatan transaksi dan penawaran
khusus yang hanya dapat dilakukan oleh member. Selain itu kualitas barang dan
harga rendah yang ditawarkan juga membuat banyak pelanggan menjadi pelanggan
setia Costco.
·
Weaknesses
§ Beban gaji pekerja yang cenderung tinggi dibandingkan dengan
pesaingnya.
§ Limited product mix
Variasi produk yang dijual oleh Costco
terbatas, hanya 3,700 jenis produk. Apabila dibandingkan dengan para
pesaingnya, jenis produk yang dijual termasuk sedikit sehingga memungkinkan
Costco untuk kehilangan pendapatan karena konsumen tidak mendapatkan barang
yang dicari di Costco.
§ Price
margin yang rendah
Costco tidak mengambil untung yang besar
dari setiap produk yang dijualnya sehingga menghasilkan price margin yang
rendah. Untuk dapat menghasilkan profit yang besar, maka Costco harus menjual
produk dalam jumlah besar.
·
Opportunities
§ Ekspansi product mix
Perusahaan dapat memperluas bauran
produknya, yang saat ini terbatas dibandingkan dengan perusahaan seperti
Walmart. Perluasan bauran produk dengan harga yang lebih murah dibandingkan
pesaingnya dapat membuat penjualan semakin meningkat.
§ Ekspansi lokasi bisnis
Costco memiliki kesempatan untuk
memperluas bisnisnya di seluruh dunia dengan membuka gudang / toko baru di
lokasi luar negeri, terutama di negara dengan pertumbuhan tinggi.
·
Threats
§ Kompetisi
Costco Wholesale Corporation menghadapi persaingan ketat dengan
perusahaan ritel seperti Walmart, terutama Sam's Club milik Walmart, termasuk
persaingan dalam teknologi.
§ Masalah politik dan kebijakan yang ada di wilayah lain yang
mempengaruhi Costco. Hal ini berkaitan dengan adanya beberapa cabang Costco di
beberapa wilayah.
·
S-O Analysis
§
Memperbanyak
cabang di wilayah yang memiliki market
share tinggi
§
Memperbanyak
bauran produk ataupun menciptakan produk baru
·
W-O Analysis
§
Memperbanyak
penjualan secara online
§
Membuat
product mix yang dapat menghasilkan margin yang tinggi bagi perusahaan
·
W-T Analysis
§
Mengurangi
jumlah pekerja
§
Menciptakan
product mix yang lebih unggul dibandingkan dengan kompetitor
·
S-T Analysis
§
Mengurangi
cabang di wilayah yang rawan terjadi masalah
§
Meningkatkan
customer value
§
“Bekerja
sama” dengan pemerintah setempat
5 Kesimpulan
& Rekomendasi
Analisis SWOT
merupakan salah satu teknik yang dapat digunakan dalam membantu perencanaan dan
pengambilan keputusan. Dalam proses manajemen strategis sejumlah teknik
analisis digunakan untuk mencapai tujuan jangka panjang perusahaan. Selama
bertahun-tahun analisis SWOT telah menjadi teknik yang sering digunakan untuk
melakukan analisis lingkungan internal dan eksternal perusahaan. Proses
manajemen strategis dimulai dengan evaluasi analisis internal perusahaan.
Analisis internal digunakan untuk mengidentifikasi sumber daya internal serta
kemampuan perusahaan untuk mendapatkan keunggulan kompetitif. Analisis
eksternal digunakan untuk mengidentifikasi peluang pasar sekaligus ancaman yang
dihadapi dengan menganalisis lingkungan secara umum. Ketika analisis internal
menunjukkan sumber daya yang perlu ditingkatkan dan dipertahankan, analisis
eksternal memungkinkan perusahaan untuk menyelaraskan strategi mereka sesuai
dengan keadaan lingkungan bisnis.
Analisis SWOT
dilakukan dengan membandingkan strengths,
weaknesses, opportunities dan threats
perusahaan. Strengths dan weaknesses ditinjau berdasarkan opportunities dan threats yang dihadapi saat ini serta di masa depan. Dengan
menggunakan analisis SWOT, perusahaan dapat mengetahui situasi yang dihadapi
sehingga kemudian dapat mengembangkan strategi yang tepat untuk menghadapi
situasi tersebut. Meskipun menjadi salah satu teknik yang bermanfaat dalam
pengambilan keputusan, analisis SWOT juga memiliki kekurangan dan keterbatasan.
Analisis SWOT hanya menyajikan faktor-faktor kualitatif dalam lingkungan makro
dan mikro perusahaan, dan biasanya hal tersebut sulit untuk digunakan dalam
pengambilan keputusan. Dengan adanya keterbatasan tersebut, analisis SWOT
biasanya harus digabungkan dengan teknik lain untuk proses pengambilan
keputusan.
Berdassarkan
analisis SWOT yang dilakukan terhadap Costco Wholesale, penulis mencoba
memeberikan beberapa rekomendasi strategi yang dapat diterapkan oleh perusahaan
untuk semakin mengembangkan bisnisnya. Rekomendasi tersebut antara lain:
·
Online shopping
Perkembangan
teknologi yang sangat pesat harus dapat direspon secara cepat juga oleh Costco
jika tetap ingin bersaing dengan kompetitornya. Perubahan pola konsumsi dari
konsumen yang cenderung lebih suka untuk berbelanja secara online karena
lebih murah dan mudah harus ditanggapi oleh Costco dengan menyediakan layanan online
shopping dan delivery service juga. Kompetitornya, Walmart, sudah
lebih dahulu menerapkan online shopping ini. Costco juga dapat
menyediakan promo terkait dengan online shopping yang dapat menarik
pelanggan, seperti free shipping, discount, dll.
·
Memperbanyak cabang
Cabang yang semakin
banyak yang tersebar di berbagai daerah, terutama daerah yang memiliki
pertumbuhan yang tinggi dapat membuat pangsa pasar Costco semakin luas sehingga
penjualan dapat meningkat.
·
Menambah variasi produk yang dijual
Penjualan produk yang
semakin lengkap dengan harga yang murah dapat memperkecil kemungkinan adanya
pelanggan yang tidak jadi membeli karena tidak adanya barang yang ingin dibeli
sehingga perluang hilangnya potensi pendapatan perusahaan dapat semakin kecil
juga. Selain itu, perlu juga dipertimbangkan oleh Costco untuk menjual beberapa
produk yang tidak dijual oleh pesaing lainnya (diferensiasi produk).
·
Melakukan inovasi produk dari “Kirkland Signature”
Kirkland Signature telah
banyak mendapatkan perhatian dan kepercayaan dari para member Costco karena
kualitas dan harga yang ditawarkan untuk produk dari brand tersebut. Oleh
karena itu, hal ini dapat dimanfaatkan oleh Costco untuk melakukan inovasi yang
menghasilkan produk baru
Daftar
Pustaka
Alma,
Buchory., dan Djaslim
Saladin. (2010). Manajemen Pemasaran: Ringkasan
Praktis, Teori, Aplikasi
Dan Tanya Jawab. Bandung.
Glueck,
William F. dan Lawrence R. Jauch. (1994). Manajemen Strategis dan Kebijakan
Perusahaan. Jakarta
Griffin, Ricky
W. dan Ronald J. Ebert. (2003). Bisnis.
Prenhallindo
Gurel, Emet & TAT, Merba. (2017). SWOT Analysis: A Theoretical Review.
The Journal of International Sosial Research
Harrison, Jeffrey P. (2010). Essentials of Strategic Planning in Healthcare. Health
Administration Press
Holas, Lukas. (2018). Prospects for Russia-NATO relation: The SWOT Analysis. Elsevier
Ltd
Khan, Muhammad Imran. (2017). Evaluating the Strategies of Compressed Natural Gas Industry using
Integrated SWOT and MCDM Approach. Elsevier Ltd
Nazarko, J. et al. (2016). Application of Enhanced SWOT Analysis in the Future-oriented Public
Management of Technology. Elsevier Ltd
Nisak, Zuhrotun. (2015). Analisis SWOT untuk Menentukan Strategi Kompetitif. Jurnal
Penelitian Unisla
Ommani, Ahmad Reza. (2011). Strengths, Weaknesses, Opportunities and Threats (SWOT) Analysis for
Farming System Business Management: Case of Wheat Farmers of Shadervan
Districts, Shoustar Township, Iran. Academic Journals
Phadermrod, B., Crowder, R. M., Wills, G. B. (2016).
Importance-Performance Analysis based
SWOT Analysis. Elsevier Ltd
Spanish Infertility SWOT Group (SISG). (2018). Hysteroscopic Septum Resection and
Reproductive Medicine: A SWOT Analysis. Elsevier Ltd
Suci,
Rahayu P. (2009). Peningkatan Kinerja Melalui Orientasi Kewirausahaan, Kemampuan
Manajemen, dan Strategi Bisnis (Studi pada Industri Kecil Menengah
Bordir di Jawa Timur). Jurnal
Manajemen dan Kewirausahaan
Thompson, A. A., Peteraf, M. A.,
Gamble, J. E., & Strickland III, A. (2014). Crafting and Executing
Strategy : The Quest for Competitive Advantage. McGraw-Hill
Valentin, Erhard K. (2005). Away with SWOT Analysis: Use Defensive/Offensive Evaluation Instead.
The Journal of Applied Business Research.
Wispandono, R.M. M. (2010). Pengaruh Lingkungan Bisnis Terhadap Kinerja Pengrajin Industri Batik
di Kabupaten Bankalan. Jurnal
Mitra Ekonomi dan Manajemen Bisnis
www.costco.com
No comments:
Post a Comment